Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap Ekspansi tahap II resmi dimulai pada Rabu (12/10/2016).
Hal tersebut ditandai dengan peletakan tiang pancang (groundbreaking) yang dihadiri oleh Direktur Pengadaan Strategis PLN Supangkat Iwan Santoso, Direktur Utama PT Sumber Segara Primadaya (S2P) Muhammad Rasul dan Direktur Utama PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) Iwan Agung.
Direktur Utama S2P Muhammad Rasul mengatakan, PLTU Cilacap Ekspansi tahap II berkapasitas 1x1.000 MW. Proyek yang dikembangkan oleh PT S2P dan PT PJB ini merupakan proyek pertama dalam program 35 ribu MW yang menggunakan skema Independent Power Producer (IPP).
"Ini yang pertama di bangun dan diharapkan pertama jadi yang beroperasi," ujar dia di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu pekan ini.
Baca Juga
Advertisement
Rasul menyatakan, nilai investasi dari proyek ini sebesar US$ 1,4 miliar. Dari nilai tersebut, sebagian besar dananya dari pinjaman luar negeri yaitu dari perbankan China dengan nilai US$ 1 miliar. Sedangkan sisanya dari dalam negeri, salah satunya dari BRI melalui kredit investasi sebesar US$ 300 juta.
"Dengan nilai investasi sebanyak itu untuk mendanai dalam kondisi ekonomi sebesar itu tidak mudah, tidak bisa dilakukan sendiri. Oleh sebab itu, S2P mendapat bantuan dari perbankan China Development Bank dan Bank of China. Serta dari dalam negeri dengan kredit investasi dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)," kata dia.
Rasul menyatakan, proyek ini akan memakan waktu sekitar 39 bulan sehingga ditargetkan selesai pada akhir 2019. Namun demikian, pihaknya akan berusaha mempercepat pelaksanaan proyek ini sehingga ditargetkan selesai pada pertengahan 2019.
"Kami menyadari tidak mudah dan perlu kerja keras untuk mencapai target tersebut. Namun dengan pengalaman kami pada PLTU sebelumnya yang pembangunannya 23 bulan untuk unit 1 dan 29 bulan untuk unit 2, serta unit 3 dengan 1x660 MW selesai 4 bulan lebih awal dari target semula," jelas dia.
PLTU Cilacap Ekspansi tahap II ini menggunakan teknologi Ultra Super Critical yang ramah lingkungan terus didorong untuk mengurangi emisi gas buang.
"Dengan investasi sebesar itu, pembangkit listrik ini menggunakan teknologi Ultra Super Sritical, penggunan tekno baru ini pembangkit lebih efisien dan ramah lingkungan. Ini dapat jadi acuan mengutamakan teknologi yang ramah lingkungan sehingga lingkungan lebih terpelihara," ujar dia. (Dny/Ahm)