Liputan6.com, Jakarta Peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cilacap Ekspansi 1x1.000 megawatt (MW) dilakukan pada hari ini. Untuk pembangunan proyek ini, pengembang yaitu PT Sumber Segara Primadaya (S2P) mendapatkan pinjaman dari perbankan China.
Direktur Utama PT S2P Mohamad Rasul mengatakan total investasi dari proyek tersebut mencapai US$ 1,4 miliar. Pembiayaan proyek ini mayoritas didanai dari pinjaman luar negeri yaitu dari China Development Bank dan Bank of China.
Advertisement
"Nilai proyek sebesar US$ 1,4 miliar. Kebanyakan untuk danai sebesar itu, dalam kondisi ekonomi seperti ini tidak mudah, tidak bisa sendiri. Oleh karena itu S2P dapat pinjaman dari perbankan China sebesar US$ 1 miliar. Dan dari dalam negeri dari PT BRI dengan kredit investasi US$ 300 juta," ujar dia di Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (12/10/2016).
Sementara itu, terkait dengan tingginya nilai proyek pembangkit ini, Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan hal tersebut tergantung dari teknologi dan fasilitas yang ada pada pembangkit ini. Sebagai contoh, untuk PLTU Batang menghabiskan dana mencapai US$ 3,5 miliar.
"Itu kan in between, kalau Ultra Super Critical itu memang tidak persis US$ 1 miliar, sangat tergantung pada fasilitas dan sebagainya. Kemudian komponen-komponen yang dipilih. Ini kan China banyak komponen yang lain di sini. Sebagai gambaran yang Batang kan US$ 3,5 miliar untuk 2.000 MW. Tapi pasti di atas US$ 1 miliar," jelas dia.