Polisi: Kelompok Teroris Santoso di Poso Melemah

Anak buah teroris Santoso hanya bisa lari dan bersembunyi dari kepungan ribuan anggota Satgas Operasi Tinombala.

oleh Dio Pratama diperbarui 12 Okt 2016, 15:50 WIB
Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto. (Liputan6.com/Dio Pratama)

Liputan6.com, Palu - Tim gabungan TNI dan Polri dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2016, masih memburu sisa anggota kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Kelompok teroris Santoso itu dipastikan melemah setelah penangkapan Tini Susanti Kaduku, istri Ali Kalora.

Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto mengatakan, masih ada 10 pengikut MIT yang masih dalam pengejaran Satgas Tinombala.

10 DPO yang masih tersisa itu adalah Ali Kalora, Firdaus alias Daus alias Barok Rangga, Kholid, Askar alias Jaid alias Pak Guru, Qatar alias Farel, Suhartono alias Yono Sayur alias Pak Hiwan, Abu Alim, Muh Faisal alias Namnung alias Kobar, Nae alias Galuh, dan Basir alias Romzi.

"Semuanya kami pastikan masih bersembunyi di hutan dan pegunungan Poso Pesisir," kata Hari kepada Liputan6.com di Palu, Rabu (12/10/2016).

Menurut dia, 10 DPO yang tersisa tersebut sudah dipastikan semakin melemah. Selain tidak ada lagi suplai peralatan perang dari simpatisan, mereka kini kekurangan logistik.

"Kita tinggal menunggu waktu saja, mereka yang tersisa itu pasti akan ditangkap semua hidup atau pun mati," tandas Hari.

Pasca-tewasnya pimpinan MIT, Daeng Koro dan Santoso, ditambah ditangkapnya Basri, kekuatan kelompok itu semakin lemah. Mereka tidak lagi melancarkan teror. Mereka hanya lari dan bersembunyi dari kepungan ribuan petugas keamanan negara yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala.

Walau mereka tidak sekuat dulu, Satgas Tinombala tidak mau lengah. Oleh karena itu, petugas gencar melakukan patroli dan penyisiran di titik yang telah dipetakan. Selain itu, mereka merazia jalur pintu masuk dan keluar Poso.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya