Liputan6.com, Manila - Perang brutal melawan narkoba yang dilancarkan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte pada September lalu menewaskan putri bangsawan Inggris, Aurora Moynihan (45). Dan kali ini, polisi mengumumkan telah menembak mati mantan kekasih Moynihan, Leandro Antonio Kanahashi (33).
Dalam keterangannya seperti yang dilansir The Guardian, Rabu (12/10/2016) polisi Filipina mengatakan mereka telah menembak mati mantan pacar dan 'orang-orang yang terlibat' dalam kasus Aurora Moynihan yang tewas bulan lalu di Manila.
Advertisement
Kanahashi ditembak mati pada akhir pekan saat operasi polisi di Kota Quezon, di wilayah Metro Manila. Ia disebut tersangka dalam pengedaran narkoba.
Kepala polisi setempat, SNR Supt Guillermo Eleazar mengatakan, Kanahashi adalah orang terakhir yang dikirimi pesan oleh Moynihan sebelum ia tewas akibat terjangan lima peluru. Eleazar mengklaim, pria itu menduduki jabatan yang lebih tinggi dibanding pengedar narkoba jalanan.
Ia juga mengatakan bahwa pihak keluarga Moynihan telah mengonfirmasi hubungan asmara pemuda itu dengan salah satu anggota keluarga mereka.
Media lokal, Philippine Star memuat dalam laporannya bahwa pistol yang digunakan untuk membunuh Moynihan sama dengan jenis pistol yang dipakai untuk menembak Kanahashi. Namun hasil tes balistik belum dirilis.
Moynihan adalah putri dari Antony, yang bergelar 3rd Baron Moynihan. Sang ayah melarikan diri ke Filipina pada akhir 1960 setelah terlibat dalam sejumlah kasus penipuan.
Di Filipina, pria bernama Lord Anthony Moynihan itu menjalankan sejumlah rumah bordil dan diduga aktif dalam perdagangan narkoba hingga 1991, ketika ia meninggal dunia akibat stroke.
Sementara itu Moynihan yang berkewarganegaraan ganda, Inggris-Filipina diklaim terlibat dalam bisnis narkoba dan sempat dipenjara atas tuduhan kepemilikan obat-obatan terlarang pada 2013 lalu.
Jasad Moynihan ditemukan tergeletak di sudut jalan di Manila pada 10 Oktober lalu. Terdapat selembar kardus bertuliskan "Pengedar narkoba ke kalangan artis" yang menutupi tubuhnya yang sudah kaku.
Baik Moynihan dan Kanahashi, keduanya adalah bagian dari sekitar 3.800--sebagian menyebut 3.600--korban tewas akibat perang brutal terhadap narkoba di mana aksi main hakim sendiri nyaris selalu terjadi.
"Meskipun Kanahashi adalah orang penting dalam kasus in, namun fokus polisi adalah pengedaran narkoba yang dijalankannya bukan pada kematian Moynihan," imbuh pihak kepolisian.