Liputan6.com, Brebes - Gurita pengaruh Dimas Kanjeng Taat Pribadi menjalar sampai Brebes. Salah satu murid Dimas Kanjeng asal Brebes adalah Makdum (52).
Dia juga menjadi koordinator jika ada warga yang ingin menitipkan uang untuk digandakan. Usai gurunya diciduk polisi, ia pulang kampung bersama kedua anaknya, Tosim (24) dan Fatimah (28).
Sebelum dititipi uang untuk digandakan, Slamet Dhofir (42), warga Klampok Wanasari, Brebes, Jateng, menuturkan Makdum sempat bercerita panjang lebar terkait latar belakang dan siapa Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Termasuk, iming-iming kehebatan menggandakan uang dalam waktu singkat dan terbukti sukses.
Untuk menjerat korban, murid Dimas Kanjeng sengaja memperlihatkan foto-foto Taat Pribadi bersama sejumlah pejabat tinggi, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Kabaintelkam Mabes Polri Komjen (Purn) Suparni Parto.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, di dalam sebuah rumah salah seorang pengikut Dimas Kanjeng ditemukan juga kartu "Tim Khusus Istana Negara" pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat 2014 lalu. Pada kartu itu tertera nama Kanjeng Taat Pribadi dengan nomor 0112022014 yang menjabat sebagai penasihat.
Kartu tim khusus itu bertuliskan dikeluarkan per 12 Februari 2014 dan berlaku sampai 12 Februari 2016.
Kendati demikian, foto-foto bersama antara Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan sejumlah petinggi negara ini belum dapat dipastikan asli atau tidak. Diduga kuat, foto itu merupakan editing belaka untuk meyakinkan calon korbannya agar tergiur dan mau menyetorkan uang untuk digandakan.