Liputan6.com, Jakarta - Ribuan karyawan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk akan turun ke jalan pada 27-28 Oktober 2016 untuk menuntut keadilan terkait proses integrasinya perusahaan dengan HSBC.
Presiden Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia yang mewakili Serikat Pekerja Bank Ekonomi Raharja (SP BERsatu) mengungkapkan, aksi turun ke jalan itu akan dilakukan dengan rute mulai dari Bundaran Hotel Indonesia, Istana Kepresidenan, dan terakhir akan menyerbu kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Setelah segala upaya persuasif yang dilakukan oleh SP BERsatu tidak membuahkan hasil guna melindungi kepentingan dan hak-hak para karyawan serta mencegah perlakuan diskriminatif, juga tidak adanya sikap kooperatif dari manajemen Bank Ekonomi Raharja, maka dengan ini kami sampaikan SP BERsatu memutuskan akan unjuk rasa secara nasional dan damai," kata dia di Kantor Pengacara Hotman Paris & Partners, Jakarta, Kamis (13/10/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dalam aksi itu nantinya akan melibatkan seluruh karyawan Bank Ekonomi Raharja seluruh Indonesia yang jumlahnya mencapai 1650 karyawan.
Para karyawan Bank Ekonomi Raharja itu akan menyampaikan tuntutan tiga hal. Pertama, agar proses integrasi bisnis antara Bank Ekonomi Raharja dengan HSBC dilakukan tanpa diskriminasi.
Kedua, agar manajemen Bank Ekonomi Raharja membuka ruang perundingan dengan SP BERsatu. Dan ketiga, agar proses integrasi ditunda sampai adanya kesepakatan mengenai ketenagakerjaan yang menyeluruh antara manajemen dengan Serikat Pekerja.
"Jadi yang akan dijalankan itu karyawan HSBC yang akan bekerja usai diintegrasi ini nanti diberi pilihan akan ikut bergabung atau tidak, dan dijanjikan 9 kali gaji. Nah kami yang karyawan Bank Ekonomi tidak ada tawaran, dan hanya 1 kali gaji," papar dia.
Saepul menambahkan sebenarnya kemarin sudah ada pertemuan antara manajemen HSBC dan Bank Ekonomi Raharja dengan SP HSBC dan SP BERsatu yang difasilitasi oleh Direktorat Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industri Kementerian Ketenagakerjaan.
"Sangat disesalkan, pertemuan tersebut tidak tercapai kata sepakat yang menyeluruh. Menejemen telah menyatakan bersedia berunding dengan Serikat Pekerja, namun kebijakan-kebijakan ketenagakerjaan terhadap karyawan akan tetap mereka jalankan," pungkasnya. (Yas/Gdn)