Top 3: Pembunuhan 'Tumbal' untuk Mencegah Gempa

Bukan hanya di masa lalu, manusia modern juga bisa merasa harus memberi 'tumbal' manusia ketika bencana menerpa.

oleh Elin Yunita KristantiTanti YulianingsihAlexander Lumbantobing diperbarui 13 Okt 2016, 19:15 WIB
Patahan San Andreas (Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika dihadapkan pada bencana, manusia purba tidak mampu menjelaskan secara ilmiah apa yang dialaminya sehingga cenderung mempersembahkan 'korban' sebagai tumbal agar alam tidak terus bergejolak.

Namun demikian, orang pada Abad ke-20 juga masih melakukan hal serupa. Kisah pembunuhan manusia sebagai 'tumbal' guna menghentikan gempa patahan San Andreas, California, paling menyedot perhatian pembaca Liputan6.com pada Kamis (13/10/2016) sore.

Kemudian, para pembaca menyimak dugaan kisah cinta terlarang antara dosen wanita dengan mahasiswinya. Kecurigaan berawal dari temuan bekas cupang pada leher mahasiswi itu oleh ayahnya sendiri. 

Terakhir, ada empat hal dalam persidangan pembunuhan Mirna Salihin dengan tersangka Jessica Kumala Wongso. Empat hal itu adalah tawa, tangisan, bantahan Jessica, serta masa hukuman yang dijatuhkan kepadanya.

Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:

 

1. 13-10-1972: Pembunuhan Para 'Tumbal' Penangkal Gempa Dahsyat

Gambaran bencana gempa bumi dahsyat dalam film San Andreas mampu membuat kita merinding.

Warga San Fransisco tahu benar, tanah yang mereka pijak rentan berguncang. Seperti yang terjadi pada tahun 1906, gempa dahsyat 8,2 skala Richter melanda, disusul kebakaran besar. Malapetaka ganda itu menewaskan 3.000 manusia. Itu adalah salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah Amerika Serikat.

Mereka juga tahu, lindu dahsyat akan kembali terjadi. Namun, kapan 'Big One' datang masih jadi misteri.

Pada 1972, Reuben Greenspan tiba-tiba muncul dari 'tempat pertapaannya' di Gurun Arizona. Bak nabi, ia meramalkan San Fransisco akan terbelah oleh gempa besar di sepanjang Patahan San Andreas pada 4 Januari 1973 pukul 09.00 waktu setempat.

Selanjutnya...


2. Cinta Terlarang Guru Perempuan dan Siswi Terkuak Lewat 'Cupang'

Ilustrasi (Mirror)

Hubungan cinta selama 10 bulan antara seorang siswi berusia 17 tahun dengan pengajar perempuannya terungkap setelah ayah murid itu mendapati bekas ciuman cupang di leher putrinya.

Kisah cinta terlarang tersebut merupakan bagian isi pengaduan yang diajukan di Inggris. Pengaduan itu juga menyebutkan bahwa guru yang bernama Nia Davies (31) memulai 'hubungan seksual' dengan siswi remaja itu, bahkan berbagi ranjang dengannya.

Dengar pendapat karena perilaku tak pantas itu mengungkapkan bahwa Davies bertukar 'ribuan' pesan teks tak pantas dengan siswinya selama hubungan sedang berlangsung.

Selanjutnya...

 

3. 4 Hal di Sidang Kopi Sianida Jessica Ini Jadi Sorotan Dunia

Terdakwa Jessica Kumala Wongso mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (5/10). Terdakwa Jessica tengah jalani sidang lanjutan dengan agenda pembacaan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sidang kasus kopi sianida yang melibatkan Jessica Kumala Wongso atas kematian Wayan Mirna Salihin masih terus bergulir. Pada Kamis pagi ini 13 Oktober 2016, diagendakan pembacaan nota pembelaan atau pleidoi tim kuasa hukum terdakwa yang baru berulang tahun ke-28 pada 9 Oktober lalu.

Persidangan itu tak hanya membuat penasaran publik dalam negeri, tapi juga menjadi sorotan dunia. Terutama dari Australia, negara tempat Jessica dan Mirna pernah mengenyam pendidikan kuliah.

Berikut empat hal yang menjadi sorotan dunia yang Liputan6.com kutip dari berbagai sumber, Kamis 13 Oktober 2016.

Selanjutnya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya