Liputan6.com, Jakarta - Tawuran antara geng motor yang menewaskan Tri Wibowo (sebelumnya ditulis Tribowo), pada Minggu 9 Oktober 2016 pukul 04.00 WIB, suasananya ternyata mirip seperti perang.
Sebab, tawuran di Jalan Raya Kodau depan gang H Porot RT 05/03 Kelurahan Jatimekar, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi itu tidak hanya dengan menggunakan senjata tajam, tapi juga senapan.
Advertisement
Saat tawuran berlangsung terdengar 3 kali letusan senjata api, yang belakangan diketahui ditembakkan oleh Hamzah Khanaini Alias Anjas.
Peluru dari senjata jenis airsoft gun yang ditembakkan Anjas itu mengenai kepala dan badan Tri Wibowo, hingga membuat pemuda itu kehilangan nyawa.
Korban lain yang saat ini kritis yakni Paul Martin Manurung, warga Kelurahan Mustika Sari Bantar Gebang Kota Bekasi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, korban yang bernama Tri Wibowo merupakan pelajar.
"Korbannya Tri Wibowo, pekerjaan pelajar, meninggal dunia. Kedua Paul Martin Manurung, warga Kelurahan Mustika Sari Bantar Gebang Kota Bekasi. Korban ini dirawat di RS Polri Kramat Jati," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (13/10/2016).
Tawuran itu, kata Awi, didasari rasa ingin balas dendam korban yang bernama Tri Wibowo. Dia dendam dengan kelompok Rawa Bogo (Poncol), sehingga mengajak kawanannya gengster 24 Cipayung, Geng Kampung Raden, Geng Tangki Boy menyerang kelompok Rawa Bogo.
Membawa Clurit
Sekitar pukul 03.30 WIB, gerombolan Tri Wibowo pergi dari Kampung Sawah menggunakan 20 sepeda motor. Mereka membawa senjata tajam jenis clurit untuk menyerang kelompok Rawa Bogo yang sedang nongkrong di depan gang H Porot.
"Sesampainya di TKP korban turun dan mengacungkan sajam jenis clurit ke anak-anak Poncol yang ada di TKP. Mengetahui diserang, anak-anak Poncol melakukan perlawanan," kata Awi.
Mengetahui jumlah yang menyerang lebih banyak, kelompok Poncol berlarian masuk kampung melalui gang H Porot. Namun korban dan gerombolannya tetap mengejar masuk ke gang H Porot.
"Melihat hal tersebut, pelaku yang posisi rumah di dekat gang H Porot langsung keluar dengan membawa 1 buah senapan angin jenis PCV lalu langsung menembakkan ke arah korban sebanyak 3 kali," ungkap Awi.
Tembakan itu mengenai badan korban dan tembus hingga ke belakang. Satu tembakan lagi mengenai kepala sebelah kiri. Kemudian korban oleh saksi dibawa ke rumah sakit ibu dan anak di Kelurahan Jatiraden, Kecamatan Jaka Sampurna, Pondok Gede, Kota Bekasi. Selanjutnya dirujuk ke RS Polri Kramat Jati
"Sekitar pukul 04.30 WIB korban meninggal dunia. Sedangkan korban Paul Martin Manurung dirawat di RS Polri Kramat Jati di ruang ICU. Kondisinya masih sadar dan dilakukan operasi pada Selasa 10 Oktober 2016," ujar Awi.
Dari lokasi, Polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Termasuk senapan angin yang digunakan pelaku.
"Barang bukti 1 buah senapan angin jenis PCV, 3 butir amunisi atau mimis senapan angin, 1 helai kemeja, 1 helai celana panjang (pakaian yg digunakan saat kejadian)," ucap Awi.