Liputan6.com, Bangkok - Wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej pada Kamis 13 Oktober 2016, meninggalkan tanda tanya besar soal suksesi Kerajaan Thailand.
Misteri tersebut kemudian terjawab saat Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengumumkan bahwa putra mahkota, Maha Vajiralongkorn adalah pewaris takhta.
Namun, sang putra mahkota mengaku tak mau buru-buru dinobatkan. Ia minta waktu, alasannya, untuk menjalani masa berkabung bersama seluruh bangsanya.
"Yang Mulia ingin menunggu waktu yang tepat," kata Jenderal Prayut, seperti dikutip dari Bangkok Post, Kamis (13/10/2016).
Ia menambahkan, sang pangeran siap menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai pewaris takhta. "Saya harap semua pihak memahami dan tak memicu keributan," tambah dia seperti dikutip dari Channel News Asia.
Kamis malam pukul 21.00 waktu Bangkok, parlemen Thailand atau Majelis Legislatif Nasional mengakui secara resmi wafatnya Bhumibol Adulyadej dan akan meminta Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn untuk naik takhta sesuai hukum dan tradisi, untuk menjadi penguasa yang baru.
Maha Vajiralongkorn diangkat sebagai pewaris takhta sejak 1972. Kini usianya sudah 64 tahun.
Sejak 1975, Maha Vajiralongkorn menjadi perwira militer di Thailand. Ia juga diketahui kawin-cerai tiga kali dan memiliki 7 anak.
Sejumlah pengamat meragukan, ia bakal sepopuler sang ayah. Rakyat Thailand belum merasa dekat dengannya, sebesar rasa cinta mereka pada Raja Bhumibol.
Advertisement
Beberapa kali nama Maha Vajiralongkorn menghiasi pemberitaan yang menghebohkan, misalnya mengangkat anjingnya yang bernama Foo Foo sebagai 'marsekal udara' atau pesta mewahnya dengan Srirasmi -- yang kini sudah diceraikannya. Ia juga dikenal dekat dengan mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra yang lengser akibat kudeta.
Sejumlah kubu kaum ningrat yang lebih menyukai Putri Maha Chakri Sirindhorn sebagai pewaris takhta.
Adik kandung Maha Vajiralongkorn itu adalah keluarga bangsawan tinggi Thailand yang paling populer dan dikenal dekat dengan masyarakat.