Junta Militer Persiapkan Skenario Terburuk Setelah Raja Mangkat

Sebagai pemimpin monarki tertua, Bhumibol sangat populer di mata rakyatnya yang menganggap dirinya adalah simbol stabilitas.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 14 Okt 2016, 08:12 WIB
Rakyat Thailand berduka setelah diumumkannya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej meninggal di RS Siriraj, Bangkok, Thailand, Kamis (13/10). (REUTERS / Chaiwat Subprasom)

Liputan6.com, Bangkok - Tentara junta militer Thailand makin meningkatkan patroli keamanan di seluruh penjuru negeri. Aktivitas itu dilakukan setelah Raja Bhumibol Aduljadej sakit parah dan kemudian mangkat pada Kamis malam 13 Oktober 2016.

Menurut grup konsultan keamanan Verisk Maplecroft, ada informasi tentang kemungkinan 'kekacauan politik' di Thailand setelah raja mangkat. Demikian dikutip dari IBTimes, Jumat (14/10/2016).

Ratusan warga Thailand telah berkumpul di luar Rumah Sakit Siriraj, Bangkok ketika raja mereka meninggal dunia. Sebagai pemimpin monarki tertua, Bhumibol sangat populer di mata rakyatnya yang menganggap dirinya adalah simbol stabilitas.

"Adanya peningkatan keamanan dan penahanan para oposisi mengindikasikan junta tengah mempersiapkan segala potensi ketidakstabilan terkait dengan pengumuman kematian raja," kata Ryan Aherin, Senior Asia Analyst di Verisk Maplecroft.

"Suksesi tahta juga berpotensi adanya ketidakstabilan karena sang putra mahkota, Maha Vajiralongkorn, tidak populer di mata elite politis Thailand dengan gayanya yang flamboyan yang secara sosial tidak dapat diterima," lanjutnya.

Dengan mangkatnya Raja Bhumibol itu berarti penangkatan putra mahkota tinggal menunggu waktu. Pemerintah Thailand makin meningkatkan keamanan karena adanya pelarangan diskusi tentang kelurga kerajaan.

Pangeran Vajiralongkorn yang dekat dengan bekas PM Thaksin Shinawatra yang tengah diasingkan, bisa menjadi ancaman bagi legitimasi junta-- yang selama ini berada di bawah bayang-bayang raja.

Para analis juga tak yakin apakah raja baru akan mendukung junta.

"Tak jelas apakah putra mahkota akan memberi restu resminya kepada junta ketika ia naik tahta," kata Aherin.

"Dengan pemilu yang sebentar lagi dilaksanakan, dan andai putra mahkota menjatuhkan sanksi kerajaan bisa jadi akan ada terjadi ricuh politik," tutupnya.

Sementara itu, sesaat setelah raja mangkat, PM Thailand mengumumkan negerinya harus bisa menjaga keamanan dan meminta para pebisnis tetap menginvestasi. Juga meminta para investor pasar modal untuk menahan sahamnya setelah Raja Bhumibol mangkat.

Ia juga memperingati akan ada sanksi bagi mereka yang nekat menggoreng saham di bursa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya