Liputan6.com, Jakarta Salah satu platform belajar coding yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Dicoding. Namun saat ini juga ada platform serupa lainnya seperti Sekolah Koding, CodeSaya, dan lain-lain.
Kira-kira, bagaimana Dicoding menilai hal ini? Ditemui usai acara media briefing di Jakarta, kemarin (13/10/2016), CEO Dicoding Narendra Wicaksono melontarkan tanggapannya atas pertanyaan tersebut.
"Kita gak lihat mereka sebagai kompetitor," ujar Narendra kepada Tekno Liputan6.com. Justru sebaliknya, ia menilai bahwa platform baru lainnya malah bisa melengkapi platform yang sudah ada.
Baca Juga
Advertisement
"Sekali lagi, saya gak lihat mereka sebagai kompetitor, tapi sebagai teman. (Platform lama dan baru) bisa saling melengkapi. Sekolah Koding, misalnya, itu kan lebih (fokus) ke web," tutur pria lulusan ITB tersebut.
Kemudian, pria yang pernah bekerja di Microsoft dan Nokia itu mengatakan, "Hampir semua perusahaan teknologi dunia kan engage ke developer lewat kita. Lenovo (salah satu perusahaan teknologi) yang terbesar juga engage lewat kita."
Diwartakan sebelumnya, Dicoding merupakan platform yang digandeng oleh Lenovo untuk membina pengembang lokal muda dan berbakat di Indonesia. Melalui Program Pendidikan Lenovo, beasiswa senilai Rp 100 juta disalurkan untuk meningkatkan kemampuan pengembang yang tergabung di Dicoding Academy.
Adapun kelas yang ditawarkan Dicoding Academy melalui Program Pendidikan Lenovo adalah sebagai berikut:
- Belajar membangun gim Android HTML 5
- Belajar membangun gim multi-platform
- Belajar membangun aplikasi Android native bagian I
- Belajar membangun aplikasi Android native bagian II
Tekno Liputan6.com berkesempatan untuk mewawancarai salah seorang peserta terbaik yaitu Tesya Nurintan. Gadis yang masih berstatus sebagai mahasiswi di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini tengah dalam proses merampungkan aplikasinya.
"Peran Dicoding sangat besar sekali. Selain memberikan akademi (materi), Dicoding juga memfasilitasi para peserta, misalnya, dalam mempromosikan produk, dan lain-lain," tutur Tesyant.
(Why/Isk)