Liputan6.com, Nusa Dua - Megawati Soekarnoputri menangis di depan World Culture Forum (WCF) 2016 di Nusa Dua, Bali pada Kamis 13 Oktober 2016 kemarin. Megawati sebagai pembicara dalam forum itu mengungkap makna Pancasila.
Dalam pidatonya, Megawati mengatakan, lima sila yang ada dalam Pancasila jika diperas akan menjadi Trisila, Tiga Prinsip Dasar yaitu Ketuhanan, Sosio-Nasionalisme, dan Sosio-Demokrasi. Jika diperas lagi, kata dia, menjadi Ekasila, satu prinsip dasar. Kala mengatakan itu, Megawati sempat menahan tangis.
Advertisement
"Inilah intisari dasar negara Indonesia, yaitu gotong-royong. Inilah kepribadian Indonesia, gotong-royong. Inilah hakekat kebudayaan sejati, yang menurut saya, juga diperlukan dalam relasi antarbangsa di era sekarang ini, untuk masa depan dunia yang lebih baik," ucap Megawati dengan suara tersekat.
Megawati bahkan sempat berhenti bicara. Setelah tenang, Presiden ke-5 RI itu pun kembali berbicara.
"Gotong royong adalah sebuah paham yang sangat dinamis, yang menggambarkan suatu kerja kolektif, bahu-membahu, saling membantu dalam menyelesaikan masalah dan menciptakan keadilan sosial," sambung dia.
Tak hanya soal Pancasila, Megawati juga sempat menceritakan pengalamannya di dunia politik. Ia menuturkan, kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari politik.
"Politik sebagai jalan kebudayaan, telah diajarkan oleh Bapak Bangsa Indonesia, Bung Karno. Pada saat Beliau merumuskan dasar negara Republik Indonesia, Pancasila, pada 1 Juni 1945, Bung Karno menegaskan, bahwa dirinya bukanlah penemu Pancasila, tapi penggali Pancasila," papar Mega.
Pancasila, kata Megawati, mengandung lima prinsip sebagai dasar negara Indonesia yang bersumber pada nilai dan praktik kebudayaan rakyat Indonesia. Kebudayaan itu diwariskan turun-temurun.
Dia menegaskan kebudayaan haruslah menjadi jalan bersama, agar bumi makin lestari dan menjadi nafas kehidupan bagi semua.
Megawati membuka acara WCF 2016 didampingi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid.
Hadir pula Direktur UNECSO Office di Jakarta Shahbaz Khan, Menteri Dalam Negeri dan Pembangunan Desa Tuvalu Namoliki Sualiki Neemia, serta Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam, Iran, Ali Jannati. Acara WCF 2016 ini berlangsung sejak 10 hingga 14 Oktober 2016.