Liputan6.com, Jakarta Tekanan darah tinggi sering disebut silent killer karena tak memiliki gejala. Namun, hipertensi bisa diatasi atau dicegah. Sejumlah makanan bisa membantu mencegahnya, tapi ada pula makanan yang sebaiknya dihindari.
Tekanan darah yang optimal adalah 120 mmHg atau kurang lebih dari 80 mmHg atau kurang. Menurunkan 1-2 mmHg dapat berdampak besar pada pengurangan risiko penyakit jantung dan stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal.
Makanan Penurun Tekanan Darah
Advertisement
Berikut makanan yang harus dikonsumsi untuk menurunkan tekanan darah Anda seperti disampaikan Clare Collins Profesor di Nutrisi dan Diet; Tracy Burrows Dosen Senior Gizi dan Diet, dan Tracy Schumacher Research Associate, University of Newcastle, dalam situs Theconversation, Jumat (14/10/2016).
1. Oat
Penelitian menguji dampak gandum pada tekanan darah sistolik (angka tekanan darah pertama, yang adalah tekanan di mana jantung memompa darah) dan tekanan darah diastolik (angka kedua, saat jantung berelaksasi) pada 400 orang dewasa yang sehat.
Para peneliti menemukan tekanan darah sistolik 2,7 mmHg lebih rendah dan tekanan darah diastolik 1,5 mmHg lebih rendah bila peserta makan sekitar 60 gram rolled oat atau 25 gram oat bran per hari.
Gandum mengandung sekitar empat gram serat yang disebut beta-glucan. Beberapa efek serat adalah menurunkan berat badan, serat larut menghasilkan produk bioaktif ketika mereka difermentasi dalam usus besar. Ini langsung berpengaruh pada tekanan darah.
2. Bit
Bit sangat kaya akan senyawa yang disebut nitrat anorganik. Selama pencernaan, ini akan dikonversi menjadi oksida nitrat, yang menyebabkan arteri membesar. Ini langsung menurunkan tekanan di dalamnya.
Sebuah tinjauan terhadap percobaan 16 laki-laki muda, kebanyakan yang sehat minum jus bit mengalami penurunan 4,4 mmHg tekanan darah sistolik. Tapi pada tekanan darah diastolik tidak terjadi perubahan
Namun pada uji coba baru-baru ini terhadap 68 orang dewasa yang bertekanan darah tinggi ditemukan jus bit mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik.
Tekanan darah pada orang-orang yang minum jus bit berkurang lebih dari 24 jam, dengan tekanan darah sistolik berkurang 7,7 mmHg dan tekanan darah diastolik 5,2 mmHg lebih rendah.
3. Vitamin C
Vitamin C, atau asam askorbat, ditemukan dalam sayuran segar dan buah. Rata-rata mengandung 10-40mg vitamin C.
Sebuah review dilakukan terhadap 29 percobaan jangka pendek dari suplemen vitamin C, orang diberi 500 mg vitamin C per hari selama sekitar delapan minggu. Tekanan darah membaik secara signifikan, dengan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebesar 3,84 mmHg dan 1,48 mmHg untuk tekanan darah diastolik.
Namun, mereka yang berisiko batu ginjal harus berhati-hati untuk mengonsumsi suplemen vitamin C. Kelebihan vitamin C diekskresikan melalui ginjal dan dapat berkontribusi pada pembentukan batu ginjal.
Satu keuntungan memperoleh lebih banyak vitamin C dari makan banyak sayuran dan buah adalah Anda meningkatkan asupan kalium, yang membantu melawan efek natrium dari garam.
Makanan yang harus dihindari untuk turunkan tekanan darah
Makanan yang harus dihindari untuk menurunkan tekanan darah Anda
1. Garam
Garam atau natrium klorida digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai penambah rasa selama berabad-abad. Penggunaan garam yang tinggi berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
Orang dewasa membutuhkan antara 1,2 sampai 2,4 gram garam setiap hari (seperempat hingga setengah sendok teh), yang setara dengan 460 untuk 920mg natrium.
Sebuah tinjauan penelitian yang melibatkan 3.230 orang menunjukkan bahwa mengurangi asupan garam 4,4 gram per hari dapat mengurangi tekanan darah sistolik sekitar 4,2 mmHg dan diastolik sebesar 2,1 mmHg.
Pada mereka yang memiliki tekanan darah tinggi ada pengurangan bahkan lebih besar dari 5,4 mmHg (sistolik) dan 2,8 mmHg (diastolik).
Hindari makanan yang natriumnya tinggi. Jangan tambahkan garam dan mencoba memilih makanan olahan versi lebih rendah garam.
2. Alkohol
Mengkonsumsi satu atau lebih minuman beralkohol sehari dikaitkan dengan tekanan darah sistolik lebih tinggi sekitar 2,7 mmHg dan tekanan darah diastolik 1,4 mmHg dibanding non-peminum.
Menariknya, ketika Anda minum minuman beralkohol untuk pertama kalinya, tekanan darah turun, namun kemudian meningkat. Kenaikan tekanan darah setelah minum alkohol lebih mungkin terjadi ketika Anda melek, bukan saat tidur.
Kabar buruknya adalah banyak minum minuman beralkohol meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, terutama pada pria, tetapi juga pada wanita.
3. Kafein
Kafein yang paling sering dikonsumsi terkandung dalam kopi, teh, cola, dan minuman energi. Sering mengonsumsi kopi yang mengandung kafein kadar tinggi meningkatkan tekanan darah.
Dalam review lima uji coba, orang yang minum satu sampai dua cangkir kopi pekat meningkatkan tekanan darah sistolik 8,1 mmHg dan 5,7 mmHg untuk tekanan darah diastolik, sekitar tiga jam setelah meminumnya.
Tapi tiga studi menemukan minum kopi tidak meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan kopi tanpa kafein atau menghindari kafein. Jadi, Anda perlu memantau respons diri Anda terhadap kafein.
Advertisement