Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Mengamuk dan Bunuh Ayahnya

Seusai membunuh ayahnya, sang anak yang merupakan pasien rumah sakit jiwa langsung meninggalkan ibunya yang berteriak histeris.

oleh M Syukur diperbarui 14 Okt 2016, 17:14 WIB
Ilustrasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Pekanbaru - Seorang anak bernama Zulkifli di Desa Sei Kuning Beni, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, membunuh ayah kandungnya Darmawan pada Kamis dini hari, 13 Oktober 2016. Hanya saja, Zulkifli tidak bisa dimintai pertanggungjawaban hukum karena alami gangguan jiwa.

Menurut Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, pelaku sudah lima kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan, Kota Pekanbaru. Saat ini, korban tengah dirawat jalan dan diduga kambuh lagi.

"Pelaku gangguan jiwa. Untuk sementara diamankan di Mapolsek setempat supaya tidak melukai warga lainnya," kata Guntur, Kamis petang.

Guntur menerangkan, kejadian bermula sewaktu ibu korban, Hasanah terbangun dari tidur karena mendengar suara ribut di depan warung yang berada di depan rumahnya.

Ketika keluar, wanita berusia 50 tahun itu melihat anaknya sedang mengobrak-abrik sesuatu di depan warung. Takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan, Hasanah membangunkan suaminya, Darmawan.

"Darmawan dan saksi Hasanah berusaha menenangkan korban dan mengajaknya masuk ke rumah. Karena pada saat itu sekitar pukul 04.00 WIB, di mana warga lainnya sedang tidur," sebut Guntur.

Bukannya tenang, Zulkifli kian mengamuk dan mengejar kedua orangtuanya tersebut. Ibu pelaku langsung masuk ke warung karena pelaku memegang pecahan kaca.

"Hasanah berhasil masuk karena lari duluan. Sementara korban Darmawan yang berusaha masuk belakangan berhasil dikejar pelaku dan korban berusaha mengambil pecahan kaca itu," tutur Guntur.

Sewaktu mengambil kaca itu, Darmawan didorong pelaku hingga terjatuh. Saat itulah, pelaku menusuk dada ayahnya sendiri dan kena tepat pada ulu hatinya.

"Akibatnya, korban mengalami luka serius dan meninggal dunia di lokasi kejadian. Melihat ini, saksi Hasanah langsung berteriak minta tolong dan membuat warga sekitar bangun serta keluar rumah," ujar Guntur.

Karena gila, pelaku seolah tak peduli telah membunuh ayahnya sendiri. Dia langsung pergi ke pinggir jalan dan meninggalkan ibunya yang histeris karena suami telah meninggal.

"Warga sekitar menghubungi Kepala Desa, Mahyudin. Pihak kepolisian setempat dihubungi dan langsung mengamankan pelaku ke Mapolsek setempat," kata Guntur.

Guntur menegaskan, pelaku diketahui gila karena petugas menyita kartu kuning yang menyatakan pelaku mengalami gangguan jiwa.

"Juga ada surat kontrol dari Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru, di mana saat ini pelaku dalam rawat jalan. Sebelumnya, pelaku sudah lima kali dirawat di rumah sakit tersebut," kata Guntur.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya