Angkut 22 Ribu Butir Kelapa, Kapal Tenggelam

Kapal kayu berbobot 5 ton itu terjadi akibat menabrak sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara

oleh Liputan6 diperbarui 15 Okt 2016, 06:00 WIB
Ilustrasi kapal tenggelam (AFP Photo)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kepolisian Resor Indragiri Hilir, Provinsi Riau menyelidiki penyebab tenggelamnya Kapal Motor Berkat Sabar, yang mengangkut 22.000 butir kelapa di perairan Sungai Guntung pada Jumat pagi 14 Oktober 2016.

"Personil Pol Air sudah berada di tempat kejadian perkara untuk menyelamatkan para anak buah kapal. Peristiwa ini masih kita dalami," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru, dikutip Antara.

Hasil pemeriksaan sementara, kata Guntur, tenggelamnya kapal kayu berbobot 5 ton itu terjadi akibat menabrak sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara yang sedang bongkar muatan di TKP.

Ia menjelaskan, informasi sementara kapal yang dinakhodai oleh Masdianto (17) bersama dua ABK Pendi Susanto (17) dan Asharil Amril (22) itu berlayar dari Desa Lajau Jaya pada Kamis pagi, 13 Oktober 2016.

Setelah berlayar dengan tujuan perusahaan pengolahan kelapa PT Pulau Sambu, Pulau Burung selama lebih kurang 22 jam, kapal tersebut tiba di perairan Sungai Guntung pukul 10.30 WIB keesokan harinya atau Jumat pagi tadi.

Setiba di depan Dermaga PT Pulau Sambu, Pulau Burung, mesin kapal tiba-tiba mati akibat kehabisan bahan bakar minyak. Akibat mesin mati itu kapal kemudian terseret ombak dan hanyut hingga menabrak anjungan kapal Tongkang yang sedang bongkar muatan.

Kapal tersebut kemudian mengalami kebocoran dan tenggelam. Pasca kejadian, Satuan Polisi Air Polres Indragiri Hilir langsung melakukan upaya penyelamatan dan evakuasi. Kini nakhoda dan ABK kapal sedang mendapatkan perawatan pascaperistiwa kapal tenggelam itu.

"Tidak ada korban jiwa. Perkiraan sementara kerugian mencapai Rp 50 juta. Namun kita masih terus melakukan pendalaman pascakejadian ini," ujarnya.

Laporan terakhir, lanjut dia, bangkai kapal sudah berhasil ditarik mendekat ke daratan agar tidak menghalangi aktivitas pelayaran di TKP.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya