Liputan6.com, Bangkok - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin delegasi Indonesia dalam ASEAN-EU Ministerial Meeting di Bangkok. Beberapa isu yang diangkat delegasi dari Tanah Air dalam pertemuan tersebut antara lain adalah masalah kontra terorisme dan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing.
Menurut Retno, masalah terorisme sekarang bukan cuma menjadi persoalan sejumlah kecil negara. Namun telah berubah tantangan tingkat global.
Oleh sebab itu, negara-negara di Asia Tenggara dan Eropa tak boleh berpangku tangan. Harus ada kerjasama erat untuk menanggulangi persoalan itu.
"Kerja sama kemitraan ASEAN-Uni Eropa penting untuk diperkuat, utamanya dalam upaya memerangi aksi terorisme dan ekstremisme melalui kerja sama konkret kedua belah pihak," sebut Menlu Retno kepada Liputan6.com, Sabtu (15/10/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dalam kesempatan tersebut, di depan puluhan Menlu Asia Tenggara-Eropa, Retno menyatakan Indonesia menawarkan tiga hal yang dipercaya dapat mengatasi masalah terorisme global.
Hal-hal tersebut adalah penguatan kerja sama kontra-terorisme, penguatan kemampuan unit anti teror dan counter cyber terrorism dan pengarusutamaan pendekatan soft power melalui pendidikan, peningkatan peran perempuan, civil society, serta organisasi kemasyarakatan dan agama.
Selain soal terorisme, dalam kesempatan ini, Menlu mendorong agar negara ASEAN-EU, untuk memasukkan IUU Fishing sebagai kejahatan transnasional. Pasalnya, kejahatan penangkapan ikan ilegal ini erat kaitannya dengan kegiatan penyelundupan manusia, perdagangan obat terlarang, hingga senjata.
ASEAN-EU Ministerial Meeting merupakan pertemuan tingkat menteri ke-21. Nantinya, pertemuan tersebut akan menghasilkan "Bangkok Declaration on Promoting an ASEAN-EU Global Partnership for Shared Strategic Goals" sebagai landasan dan komitmen ASEAN-Uni Eropa dalam memperkuat kerja sama menuju kemitraan strategis di masa datang.