Menanti Penobatan Raja Thailand yang Baru

Kapan sang pengganti Raja Bhumibol, Pangeran Maha Vajiralongkorn siap menduduki posisi tertinggi di Thailand.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 15 Okt 2016, 11:43 WIB
PM Thailand Prayuth chan-ocha (The Guardian)

Liputan6.com, Bangkok - Duka mendalam masih menyelimuti Thailand. Rasa kehilangan atas wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej terus menusuk dada seluruh masyarakat di Negeri Gajah Putih.

Situasi berkabung ini semakin kelabu usai pertanyaan besar terkait kapabilitas dan kapan sang pengganti Raja Bhumibol, Pangeran Maha Vajiralongkorn siap menduduki posisi tertinggi itu menyeruak.

Di Thailand, isu mengenai keluarga kerajaan tidak bisa sembarang dibicarakan. Sebab kaum ningrat ini dilindungi hukum lèse majesté.

Hukum tersebut melarang seluruh warga Thailand menghina atau mengkritik keluarga kerajaan. Siapa yang coba membangkang maka penjara 'hadiahnya'.

Namun, di luar Thailand isu terkait hal itu terus berhembus kencang. Apalagi ketika, sang putra mahkota meminta penundaan penobatan.

Tak menutup mata, pemerintah junta militer kembali 'pasang badan'. Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan Ocha menyatakan saat ini Pangeran Maha Vajiralongkorn masih dirundung kesedihan. Oleh sebab itu, ia meminta waktu untuk meredakan perasaan kehilangannya.

Setelah itu, PM Thailand memastikan, Pangeran Maha Vajiralongkorn siap menjadi Raja di negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini.

"Seri Paduka hanya tinggal menunggu waktu yang tepat," sebut PM Prayuth, seperti dikutip dari Bangkok Post, Sabtu (15/10/2016).

Maha Vajiralongkorn lahir pada 28 Juli 1952 di Bangkok. Ia adalah anak kedua pasangan Raja Bhumibol dan Ratu Sirikit.

Tak seperti sang ayah, skandal kerap 'menghiasi' kehidupan Maha Vajiralongkorn.

Mulai dari perkawinan yang tak harmonis sampai memilih tidak berada di Thailand saat militer mengambil kuasa dari sipil, adalah sekelumit masalah besar sang penerus takhta Thailand.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya