Liputan6.com, Jakarta - Hingga pekan ke-23, PS TNI menjadi tim dengan pertahanan terburuk di Torabika Soccer Championship 2016, presented by IM3 Ooredoo. Alhasil, skuat berjulukan Laskar Loreng itu terjerembab di peringkat ke-17 dengan koleksi 19 poin.
Pertahanan buruk PS TNI dibuktikan setelah gawang mereka kebobolan 44 gol dari 22 pertandingan. Ironisnya, pencapaian ini sangat berbanding jauh dengan produktivitas PS TNI yang baru mencetak 24 gol.
Baca Juga
Advertisement
Kekalahan terbesar yang dialami PS TNI terjadi saat takluk 1-6 dari Sriwijaya FC di Stadion Jakabaring, Palembang. Bahkan striker Laskar Wong Kito, Alberto Goncalves sukses mengukir quattrick (4 gol) ke gawang PS TNI yang dikawal Dhika Bhayangkara.
Jika dilihat hingga pekan ke-23, gawang PS TNI memang menjadi langganan lumbung gol tim lawan. Pasalnya, skuat asuhan Suharto AD ini tercatat telah tiga kali mengalami kekalahan dengan margin di atas tiga gol. Kekalahan tersebut tercipta dari Mitra Kukar (1-4), Madura United (1-4), dan PSM Makassar (0-4).
Kebijakan manajemen PS TNI yang memilih hanya menggunakan talenta lokal bisa dibilang menjadi penyebab utama permasalahan ini. Sebab, rata-rata pemain belakang PS TNI dianggap kurang berpengalaman dan kalah kualitas dari lini serang tim lawan yang sebagian besar diisi sejumlah pemain asing.
Bek-Bek PS TNI Kurang Pengalaman
Nama-nama seperti Wiganda Pradika, Hendri Aprilianto, Syaiful Ramadan, Wanda Syahputra, dan Mardianto merupakan deretan pemain yang belum punya nama di kancah sepak bola Indonesia. Tampak hanya Manahati Lestusen yang dianggap memiliki kualitas untuk bersaing di level tertinggi sepak bola Indonesia.
Seperti diketahui, Manahati sempat bermain untuk Persebaya Surabaya dalam kompetisi sebelumnya. Performa apiknya bersama Bajul Ijo membuat Manahati mendapatkan kesempatan membela tim nasional Indonesia U-23.
Di timnas U-23, Manahati berhasil menjadi pilar utama di jantung pertahanan Garuda Muda. Hasilnya, medali perak dari ajang Islamic Solidarity Games dan Sea Games 2013 sukses dia persembahkan untuk Tanah Air.
Kualitas yang dimiliki Manahati saat berseragam Persebaya dan Timnas Indonesia U-23, membuat PS TNI sangat mengandalkan pemain asal Maluku tersebut. Dari stastistik yang dilansir Labbola, Manahati tercatat telah bermain dalam 20 laga dari 22 pertandingan PS TNI.
Kebijakan ini tentu bisa menjadi bumerang bagi PS TNI. Pasalnya, dalam format turnamen jangka panjang seperti TSC 2016, kondisi fisik dan stamina Manahati tidak akan mungkin selalu prima untuk dimainkan disetiap laga. Alasan ini yang tampaknya membuat gawang PS TNI menjadi langganan lumbung gol tim lawan sejauh ini.
(Penulis: Yosef Deny Pamungkas)
Advertisement