Penobatan Raja Baru Thailand Ditunda Setidaknya 1 Tahun

Putra mahkota, Pangeran Maha Vajiralongkorn meminta rakyat Thailand tak bingung atau khawatir dengan suksesi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Okt 2016, 17:27 WIB
Putra Mahkota Thailand, Maha Vajiralongkorn saat mengikuti upacara penghormatan terakhir almarhum ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej di Grand Palace di Bangkok, Thailand, Sabtu (15/10). Upacara ini digelar sebelum upacara kremasi jenazah. (REUTERS)

Liputan6.com, Bangkok - Putra Mahkota Kerajaan Thailand, Pangeran Maha Vajiralongkorn menginginkan agar suksesinya digelar setidaknya dalam waktu satu tahun mendatang. Anak laki-laki satu-satunya dari pasangan Raja Bhumibol Adulyadej dan Ratu Sirikit itu mengatakan, dibutuhkan lebih banyak waktu untuk menjalani masa berkabung.

Sementara itu, mantan Perdana Menteri yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dewan Penasihat Kerajaan Thailand, Prem Tinsulanonda ditunjuk sebagai wali negeri atau pemangku raja sementara sebelum penobatan dilangsungkan. Demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (16/10/2016).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha. Melalui pidatonya yang ditayangkan di televisi lokal, ia meyakinkan rakyat di Negeri Gajah Putih itu untuk tidak perlu khawatir dengan proses suksesi.

Isu ini menurutnya telah dibahas ketika Pangeran Maha Vajiralongkorn memanggil pemangku raja sementara dan dirinya untuk audiensi.

"Putra mahkota meminta rakyat untuk tidak bingung atau khawatir tentang administrasi negara atau bahkan tentang suksesi. Dia menyampaikan bahwa saat ini semua orang masih berduka, dia pun masih berduka, jadi atas semua pertimbangan ini harus menunggu sampai kita melewati masa berkabung," ujarnya dalam pidato melalui televisi.

Meski di luar negeri berbagai kabar menyangkut kehidupan dan kemampuan sang putra mahkota merebak, namun di Thailand hal ini tabu dibicarakan. Negara itu memiliki hukum Lese Majeste yang melindungi keluarga kerajaan dari berbagai pembicaraan di ruang publik.

Pasal 112 dalam hukum pidana Thailand menyebutkan seseorang yang merusak nama baik, menghina, atau mengancam raja, ratu, putra mahkota atau bangsawan akan dihukum penjara hingga 15 tahun.

Monarki di Thailand dipandang sebagai kekuatan pemersatu di masa-masa pergolakan politik. Sementara Raja Bhumibol yang meninggal dunia pada usia 88 tahun, dinilai sebagai simbol kekuatan pemersatu tersebut. Ia begitu dicintai dan dipuja rakyatnya. Sebagian bahkan menyebutnya manusia setengah dewa.

Tak lama setelah pemerintah mengumumkan kematian sang raja, PM Prayuth Chan-ocha pun tampil dan menegaskan Pangeran Maha Vajiralongkorn sebagai penerus takhta. Meski demikian, kepastian waktu suksesi hingga hari ini masih menjadi tanda tanya.

Masa berkabung Thailand atas wafatnya Raja Bhumibol akan berlangsung selama satu tahun. Selama itu tak akan ada hiburan atau pun acara olahraga yang tayang di televisi. Jika tidak dibatalkan, maka akan berjalan sesederhana mungkin.

Sementara seluruh warga Thailand dan turis asing diimbau memakai pakaian berwarna hitam sebagai bentuk ungkapan bela sungkawa. Hingga saat ini belum dapat dipastikan kapan kremasi akan berlangsung, namun upacara dipastikan akan memakan waktu berbulan-bulan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya