Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7 dengan kapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) sudah dalam tahap pembangunan. Dengan begitu kehadiran PLTU Jawa-7 diharapkan dapat memperbaiki cadangan pembangkit serta meningkatkan keandalan sistem Jawa Bali.
Manajer Senior Public Relations PLN Agung Murdifi mengatakan, saat ini kapasitas terpasang sistem Jawa-Bali sebesar 33.863 MW dengan daya mampu 31.614 MW dan beban puncak 24.589 MW, jika PLTU Jawa 7 telah beroperasi maka akan ada tambahan pasokan listrik 2 ribu MW.
"Sehingga kondisi siaga atau kritis akibat kekurangan pembangkit tidak terjadi," kata Agung di Jakarta, Minggu (16/10/2016).
Menurut Agung pembangunan PLTU Jawa 7 sudah dimulai sejak April 2016 lalu berupa tahap persiapan konstruksi, meskipun fase pendanaan proyek (financial close) baru selesai pada 29 September 2016.
Advertisement
Penandatanganan financial close dilakukan oleh pihak konsorsium dan China Development Bank selaku pemberi pinjaman biaya pembangunan proyek yang mencapai US$ 1,8 miliar.
Selain itu, financial close ini dicapai delapan hari lebih cepat dari periode yang disyaratkan dalam perjanjian pembelian tenaga listrik (PPA), yaitu enam bulan.
Hal ini membuktikan pihak kontraktor yakni konsorsium China Shenhua Energy Company Limited dan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), anak perusahaan PLN, memiliki kemampuan secara finansial dengan menggunakan modal sendiri untuk persiapan konstruksi.
"Ini baru pertama kali terjadi untuk proyek IPP yang merupakan pencapaian yang luar biasa dalam sejarah implementasi IPP di Indonesia, apalagi untuk mega proyek dengan kapasitas total sebesar 2.000 MW," tutur Agung.
PLTU Jawa 7 yang berlokasi di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten merupakan bagian proyek 35 ribu MW.
Dibangun dengan skema pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) oleh konsorsium China Shenhua Energy Company Limited dengan kepemilikan saham sebesar 70 persen bersama anak perusahaan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), yakni PT PJB Investasi dengan kepemilikan saham 30 persen, yang membentuk Special Purpose Company dengan nama PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali (PT SGPJB).
Teknologi yang digunakan pada PLTU Jawa 7 adalah ultra super critical boiler sebagai teknologi baru di bidang pembangkitan yang berbahan bakar batubara kalori rendah (4.000 – 4.600 kkal/kg AR). Jenis pembangkit ini dipilih karena memiliki efisiensi yang tinggi dan lebih ramah lingkungan.
Target Commercial Operation Date (COD) proyek ini adalah pada 2019-2020 sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025. Energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini akan memperkuat sistem ketenagalistrikan Jawa-Bali yang akan disalurkan melalui Gardu Induk Balaraja 500 kiloVolt (kV).