Liputan6.com, Denpasar -- The Rhadana Kuta meraih penghargaan Hotel Keluarga Ramah Wisatawan Muslim Terbaik Kompetisi Anugerah Pariwisata Halal Terbaik 2016. Sebelumnya, perwakilan Kementerian Pariwisata mengecek langsung ke hotel yang terletak di kawasan Kuta itu.
"Kita didatangi, dilihat semua kamar, dapur, sertifikat halal dari MUI, peralatan atau sarana ibadah, hingga kebersihan," kata General Manager The Rhadana Kuta, Budiman Tanto Widjaja, kepada Liputan6.com, Minggu, 16 Oktober 2016.
Perwakilan dari Kementerian Pariwisata juga menginap di hotel itu untuk memastikan penilaiannya. "Begitu cerita awal mula kami masuk nominasi, hingga akhirnya mendapatkan penghargaan itu," kata dia.
Selain The Rhadana Kuta, ada pula beberapa kandidat dari berbagai hotel di seluruh Indonesia. Di Bali, kebetulan hanya The Rhadana Kuta saja wakilnya. Secara keseluruhan, 34 hotel dari seluruh provinsi di Indonesia menjadi pesaing untuk memperebutkan nominasi yang sama.
Baca Juga
Advertisement
"Sebetulnya ada satu lagi, yakni Hotel The Oasis Lagoon Sanur. Tapi, karena hotel itu satu grup dengan The Rhadana Kuta (Oasis Rhadana Hotels & Resorts), maka kami dari manajemen memilih The Rhadana Kuta untuk ajang penghargaan Kementerian Pariwisata tersebut," kata Budiman.
Soal kriteria pemenang, Budiman mengaku tak tahu persis. "Itu sebabnya perwakilan mereka saat penilaian sempat menginap di hotel kami. Penilaian juga dilakukan melalui proses voting. Tamu-tamu yang menginap memberikan voting," ucap Budiman.
The Rhadana Kuta, Budiman melanjutkan, sejak awal memang mengambil konsep the first modern moslem friendly atau ramah terhadap wisatawan muslim.
"Bukan syariah ya. Hotel kami memang bertematik. Kami memiliki 74 kamar bertematik. Semua kamar itu tidak ada yang sama desain dan temanya," dia menjelaskan.
Di masing-masing kamar hotel dilengkapi sajadah, jadwal salat, arah kiblat, Alquran tiga bahasa, sarung dan fasilitas lainnya.
"Kami ini disebut-sebut terlengkap di dunia karena ada Alquran tiga bahasa. Hotel lain kan biasanya hanya menyediakan Alquran satu bahasa saja. Restoran kami juga bersertifikat halal dari MUI," kata dia.
Ada juga musala di lantai lima hotel, Al Riend. Selain itu, kamar mandi The Rhadana Kuta, kata Budiman, ramah bagi wisatawan yang mau berwudu.
"Memang kami desain berbeda dengan kamar hotel lain pada umumnya. Berdasarkan Trip Advisor, dari 224 hotel, The Rhadana Kuta nomor 1," ujar dia.
"Mengapa kita mengusung konsep itu, karena arah atau kiblat kita lebih kepada lifestyle. Halal itu lifestyle dan peluang menurut kami," Budiman menambahkan.
Soal tamu hotel, Budiman menyebut tak melulu wisatawan asal negara-negara muslim. Sebagian besar, kata dia, justru datang dari negara-negara non-Muslim yang tertarik dengan pelayanan hotel yang dimilikinya.
"Turis yang menginap dari berbagai macam negara. Ada yang dari Australia, Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Rusia, Belanda, Korea, Malaysia, Singapura, dan negara lainnya. Untuk wisatawan domestik hampir seluruh provinsi pernah menginap di sini," kata dia.
Meski menyabet label islami, Budiman mengaku tak takut hotelnya bakal tak dikunjungi wisatawan non-Muslim. Sebab, kata dia, orientasi The Rhadana Kuta adalah modern hotel friendly.
"Target pasar kita semuanya, muslim dan non-muslim," ucap dia.
Uniknya, meski menyabet penghargaan islami, seluruh pegawai di The Rhadana Kuta tidak mengenakan busana muslim. Mereka justru mengenakan pakaian tradisional adat Bali.
"Itulah keunikannya. Bahkan, 95 persen pegawai hotel kami adalah mereka yang beragama Hindu. Sisanya baru Kristen, Buddha, Islam dan Konghucu. Itu keunikannya," kata Budiman.