Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak konsolidasi pada perdagangan saham awal pekan ini. Penguatan IHSG di tengah rilis neraca perdagangan dengan surplus US$ 1,22 miliar pada September 2016.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (17/10/2016), IHSG naik 10,41 poin atau 0,19 persen ke level 5.410,30. Indeks saham LQ45 mendaki 0,20 persen ke level 933,24. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Ada sebanyak 161 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 134 saham melemah dan 92 saham lainnya diam di tempat.
Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.422,34 dan terendah 5.386,22. Transaksi perdagangan saham tercatat 259.355 kali dengan volume perdagangan 8,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,5 triliun.
Baca Juga
Advertisement
Investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 499,72 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.061.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham perkebunan naik 1,89 persen. Penguatan tersebut terbesar di antara sektor saham lainnya. Disusul sektor saham tambang mendaki 1,55 persen dan sektor saham perdagangan menguat 0,75 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham LRNA naik 20,61 persen ke level Rp 199 per saham, saham TOBA menanjak 13,29 persen ke level Rp 810 per saham, dan saham BUMI menguat 7,89 persen ke level Rp 82 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham TRAM tergelincir 9,57 persen ke level Rp 85 per saham, saham BINA merosot 7,56 persen ke level Rp 220 per saham, dan saham MRAT susut 5,56 persen ke level Rp 204 per saham.
Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,84 persen ke level 23.037,53, indeks saham Shanghai turun 0,74 persen ke level 3.041,17. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,24 persen ke level 2.027,16, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,26 persen ke level 16.900, indeks saham Singapura menanjak 0,07 persen ke level 2.817,07, dan indeks saham Taiwan menguat 0,12 persen ke level 9.176.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan penguatan IHSG ditopang dari surplus neraca perdagangan pada September 2016. "Neraca perdagangan surplus menyokong kepercayaan investor," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Akan tetapi, menurut William, kenaikan harga komoditas memberikan kekhawatiran. Hal itu lantaran dapat mendorong dana keluar dari pasar modal. Namun, William belum melihat hal itu. "Pelaku pasar juga mengantisipasi kinerja emiten kuartal III," kata dia. (Ahm/Ndw)