Pria Ini Rela Lari 70 Km demi Bangun Sekolah

Para pelari di kalangan anak muda rela merogoh kocek tak sedikit untuk mengikuti berbagai kompetisi.

oleh Meiristica Nurul diperbarui 17 Okt 2016, 17:01 WIB
Muhammad Bagus Pratama ingin berpartisipasi dalam membangun sekolah di Purwokerto

Liputan6.com, Jakarta Lari puluhan kilometer di kalangan anak muda bukan hal baru lagi, tapi sudah menjadi gaya hidup. Mereka pun rela merogoh kocek tak sedikit untuk mengikuti berbagai kompetisi yang digelar baik di dalam maupun luar negeri.

Salah satunya Muhammad Bagus Pratama, pria berusia 28 tahun ini yang sudah sejak 2013 lalu mengikuti berbagai kejuaraan lari. Tapi tak seperti yang lain, Bagus, begitu biasa dia disapa, memilih lari menyusuri gunung.

Muhammad Bagus Pratama yang tergabung dalam komunitas Run For Indonesia

"Saya mulai ikut lari sejak 2013 lalu karena sering ikut bokap, saya yang jadi juru potretnya. Lama-kelamaan kok seru ya ikut lari, sejak itulah saya ikut lari juga. Tapi sejak bergabung dengan komunitas lari tahun lalu saya jadi sering ikut kejuaraan lari di gunung," terang Bagus, ditemui Liputan6.com, di Jakarta, Senin (17/10/2016).

Bagus merasa dengan berkomunitas, dirinya banyak menemukan hal-hal baru. Apalagi para anggotanya tak segan untuk berbagi segala hal tentang lari.


Ikut charity

Demi menjajal pengalaman baru, Bagus pun mengikuti acara Nusantarun Chapter 4 145 KM Cirebon-Purwokerto, pada 16-18 Desember 2016 mendatang. Namun kali ini ada yang berbeda.

"Saya mau ikut lari mendatang karena enggak cuma lari doang, tapi ada charity nya yaitu donasi yang terkumpul akan disumbangkan untuk membangun TK dan SMP di Purwokerto," terang Bagus.

Dalam acara charity ini, Nusantarun membagi dalam tiga kategori yaitu Individual Full Course 145 KM, Individual Hal Course, dan Team Relay (2 runner).

Muhammad Bagus Pratama ingin berpartisipasi dalam membangun sekolah di Purwokerto

Dan kali ini larinya pun bukan di pegunungan tapi jalur jalan raya. "Tapi saya enggak ikut yang 145 kilometer, tapi 70 kilometer saja, team relay," tambah pria yang pernah lari 15, 30 hingga 45 kilometer ini.

Bagi Bagus, ada yang berbeda dalam kompetisi kali ini. Selain medannya, dukungan dari komunitas pun dirasakannya.

"Kalau lari di gunung kan sendirian, enggak ada yang kasih support. Tapi kalau yang charity ini saya dapat support banget dari komunitas," terang cowok yang sudah lari menyusuri Gunung Rinjani, Merbabu, dan Gede ini.


Jaga kesehatan tubuh

Stamina tubuh yang segar dan sehat saat mengikuti acara 'Nusantarun Chapter 4 145 KM Cirebon-Purwokerto' sangat diperlukan. Hal itu sangat disadari oleh Bagus. Untuk itu ia pun sudah memulainya sejak pertengahan Agustus 2016 lalu.

Bagus yang tergabung dalam komunitas 'Run For Indonesia' ini mengaku sering mengikuti race. Baginya itu adalah ajang latihan untuk charity mendatang.

Sedangkan untuk persiapan fisik, Bagus biasa mengikuti latihan rutin lari seminggu tiga kali, dan menjaga makanan serta tidur yang tepat.

"Karena nutrisi yang bagus dan tidur yang benar bisa mempengaruhi stamina kita saat lari. Makanya pola makanan harus benar, jangan begadang," lanjutnya.

Seminggu menjelang lomba, Bagus pun mengonsumsi daging serta karbohidrat seperti nasi. Menurutnya, sayuran justru harus dikurangi. Karena yang paling dibutuhkan adalah karbohidrat dan protein. Jangan lupa mengonsumsi pisang setiap hari. Karena makanan ini mengandung mineral, vitamin, karbohidrat. "Komplit lah,"ujar Bagus.

Saat lari, Bagus tak lupa membawa makanan yang bisa menambah energi seperti cokelat, serta makanan kecil. "Saat lari kan kita mengeluarkan keringat, dan gula dalam tubuh juga hilang makanya makanan itu sangat penting waktu lari."

Nah, buat sahabat yang juga ingin berdonasi tapi tidak mau ikut lari juga bisa kok. Anda tinggal mengunjungi situs https://kitabisa.com/nr4bagus. Dana yang Anda berikan akan bermanfaat besar bagi anak-anak yang mendambakan pendidikan.

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya