Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih belum menemukan kata sepakat dengan Freeport terkait divestasi saham sebesar 10,64 persen. Masalah ini diharapkan bisa selesai pada era kepemimpinan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba), Bambang Gatot Ariyono menyatakan pihaknya masih terus berkomunikasi dengan Freeport terkait penawaran saham perusahaan tambang tersebut.
Sebelumnya, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu telah menawarkan harga sebesar US$ 1,7 miliar untuk 10,64 persen saham PT Freeport Indonesia.
"Saya masih menjawab surat terakhir. Dia menjawab, kita jawab lagi, mereka kan masih menawarkan itu," ujar dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (17/10/2016).
Bambang mengungkapkan, persoalan ini akan dibahas lebih dalam dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Diharapkan mantan Menteri Perhubungan tersebut dapat memberikan jalan keluar dari persoalan ini.
"Tunggu gebrakan Pak Jonan. Kalau nanti uang jaminan reklamasi itu, yang jelas sudah ada yang ditunjuk, dan gampang saja itu nggak masalah," kata dia.
Bambang juga menyatakan, ketertarikan pemerintah untuk mengambil saham Freeport sebesar 10,64 persen tersebut tergantung dari umur tambang Grasberg.
Advertisement
Jika cadangan mineral di tambang yang dikelola perusahaan asal Paman Sam tersebut telah menipis, pemerintah tidak lagi tertarik untuk mengakuisisi saham sebesar 10,64 persen itu.
"Tergantung, kalau umurnya pendek ya sudah enggak (tertarik)," tandas dia.
Baca Juga