Cara ‎Reza Rahadian Bantu Kurangi Kemiskinan di RI

Reza memotret gambaran kehidupan masyarakat di Sumba yang penuh keprihatinan dan keterbatasan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Okt 2016, 21:27 WIB
Reza memotret gambaran kehidupan masyarakat di Sumba yang penuh keprihatinan dan keterbatasan.

Liputan6.com, Jakarta - Sosok Reza Rahadian pasti sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia‎. Di sela-sela kesibukannya sebagai seniman, aktor papan atas Tanah Air itu terus mengkampanyekan pentingnya Suistainable Development Goals (SDGs) sebagai agenda global untuk mengurangi masalah kemiskinan.

Ya, Reza terpilih sebagai Penggerak SDGs oleh UNDP. Tugasnya berpartisipasi dalam beragam program yang berkaitan dengan SDGS dan program-program UNDP di Indonesia.

Dalam acara Supermentor 16 dengan tema "Tantangan Nol Kemiskinan di Abad 21," pemilik nama lengkap Reza Rahadian Matulessy ini merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi positif untuk membantu masyarakat Indonesia, khususnya kelas bawah.

"Sebagai anak muda dan seniman, saya ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk Indonesia. Beruntung saya diberi kesempatan oleh UNDP Indonesia untuk melaksanakan gerakan Bring Water for Life," jelas Reza di Djakarta Theater Ballroom, Jakarta, Senin malam (17/10/2016).

Pria kelahiran Bogor, 5 Maret 1987 ini menceritakan pengalamannya tinggal di Sumba, Nusa Tenggara Timur selama tiga bulan. ‎Reza memotret gambaran kehidupan masyarakat di Sumba yang penuh dengan keprihatinan dan keterbatasan.

"Di Sumba, banyak anak-anak yang sekolah tanpa alas kaki, tanpa seragam. Pakai celana dan kaos, sandal jepit, kadang pakai sepatu cuma ditentang takut rusak. Fakta yang saya temukan, Indonesia Timur adalah salah satu wilayah yang sering sekali luput dari perhatian pemerintah, jauh sekali dari sejahtera," ucap pemeran film Habibie dan Ainun ini.

Di daerah tersebut, sambung Reza Rahardian, selain kesulitan air bersih, tapi juga listrik. Semua ini terkait dan berpengaruh terhadap edukasi atau pendidikan, dan kesehatan. "Listrik di Indonesia Timur masih mahal. Edukasi merupakan kunci mengatasi kemiskinan, sehingga perlu peran orangtua dan guru untuk meningkatkan edukasi sang anak," jelas dia.

Sebagai generasi muda, ia enggan ‎berkeluh kesah dan terus mengeluh menyalahkan pemerintah yang tak pernah bisa memberikan fasilitas memadai bagi warganya. Dengan program Bring Water for Life, Reza bersama UNDP memberikan akses air bersih di Sumba dari uang sebesar Rp 350 juta.

"Dibuatkan sistem air bersih dan untuk menjaga atau merawat alat tersebut. Tapi sayangnya sampai saat ini sistem tersebut belum juga diadopsi pemerintah. Padahal banyak pendidikan anak-anak Sumba terbengkalai karena harus mementingkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari," ujar Reza.

Ia berharap, masyarakat Indonesia mulai peduli dengan kesusahan orang lain. Sebagai contoh di Indonesia Timur yang jauh sekali dari kata kecukupan.

Salah satu kepedulian bisa ditunjukkan lewat sumbangan tenaga, pikiran maupun materi yang bisa mengubah hidup seseorang. "Bantuan dari siapapun dapat mengubah hidup seseorang," harap Reza. (Fik/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya