Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah menyelesaikan pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Nop Goliat, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua.
Presiden RI Joko Widodo dengan didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dijadwalkan akan meresmikan Bandar Udara Nop Goliat ini pada hari ini.
Advertisement
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Bambang S. Ervan menjelaskan, pembangunan bandar udara ini ditujukan sebagai pusat distribusi logistik untuk wilayah pengunungan tengah Provinsi Papua, yang sebelumnya dipusatkan melalui Bandar Udara Wamena selanjutnya didistribusikan melalui transportasi sungai dan darat ke masing-masing daerah tujuan.
Pembangunan Bandar Udara Nop Goliat yang dibangun di atas lahan seluas 230 Ha tersebut, Bambang menyatakan telah dimulai tahun 2004 hingga tahun 2010 dengan menggunakan anggaran sebesar Rp 321 miliar. Bandar udara tersebut memiliki panjang landas pacu/runway 1.950 m x 30 m, yang dilengkapi dengan 2 exit taxi way dengan ukuran 75 m x 23 m dan luas apron 320 m x 60 m.
“Pada sisi darat, Bandar Udara Nop Goliat juga dilengkapi gedung terminal seluas 1.906 m² berkapasitas 300 penumpang, sejumlah peralatan dan fasilitas penunjang lainnya,” jelas Bambang dalam keterangannya, Selasa (18/10/2016).
Bandar Udara Nop Goliat, Bambang mengatakan, sudah didarati oleh pesawat jenis ATR 72 dan akan terus dikembangkan sehingga mampu didarati pesawat berbadan lebar jenis Boeing 737. Sampai saat ini, jumlah penerbangan dari dan ke Bandar Udara Nop Goliat setiap harinya mencapai 15 pergerakan, yang terdiri dari penerbangan komersial, perintis dan missionaris serta kargo.
Keberadaan Bandar Udara Nop Goliat diharapkan mampu meningkatkan kelancaran distribusi barang dan mengurangi disparitas harga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ke depannya, diharapkan bandar udara tersebut dapat mendorong pertumbuhan daerah tersebut,” tegas Bambang.
Pembangunan Bandar Udara Nop Goliat merupakan perwujudan komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang tertuang dalam agenda Nawacita, yakni berkomitmen untuk menghadirkan kembali negara dalam melindungi dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, dengan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur merupakan program prioritas yang harus dilaksanakan secara konsisten