Toyota Komitmen Tingkatkan Investasi Rp 20 Triliun hingga 2019

Perusahaan otomotif asal Jepang‎, Toyota Motor Corporation berkomitmen untuk terus meningkatkan investasinya di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Okt 2016, 10:38 WIB
Pekerja menyelesaikan pembuatan mobil Kijang Innova pabrik Karawang 1 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Jawa Barat, Selasa (26/1). Pabrik ini memproduksi Kijang Innova serta Fortuner mencapai 130.000 unit pertahun. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan otomotif asal Jepang‎, Toyota Motor Corporation berkomitmen untuk terus meningkatkan investasinya di Indonesia. Hal ini kembali ditegaskan saat kunjungan kerja Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ke Jepang beberapa waktu lalu.

Airlangga mengungkapkan, kunjungannya ke Negeri Sakura tersebut untuk menindaklanjuti minat ekspansi beberapa perusahaan asal Negeri Sakura di Indonesia dan upaya pengembangan industri kedua negara.‎ Salah satunya Toyota Motor Corporation yang akan menambah modalnya di Indonesia sebesar Rp 20 triliun hingga 2019.

"Komitmen mereka ini telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo ketika berkunjung ke Jepang, beberapa waktu lalu. Saat ini, investasi yang sudah terealisasi mencapai Rp 10 triliun,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (18/10/2016).

Airlangga juga mendorong Toyota Motor Corp untuk terus meningkatkan pemberdayaan pemasok lokal pada industri komponen. Apalagi, rencananya pendirian perusahaan Toyota Motor Corp dan Daihatsu Motor Corp dimulai awal Januari 2017 untuk mengembangkan dan memasarkan mobil kompak di Indonesia.

“Di sektor lain, kami juga mendorong pengembangan industri kimia. Hal ini dibahas pada pertemuan kami dengan direksi Sojitz Corporation,” lanjut dia.

Menurut dia, Sojitz akan mengembangkan pabrik methanol kedua di Indonesia jika pasokan gas alam dapat dijamin dengan harga yang kompetitif, terutama di Teluk Bintuni, Papua Barat.

“Mereka juga akan membuat roadmap (peta jalan) untuk membangun pabrik methanol berkapasitas 1 juta ton serta melakukan kajian untuk mendirikan pabrik methanol menjadi olefin di Bintuni. Jadi, kami akan minta hasil studinya,” kata dia.

Saat ini Sojitz Corporation bersama PT Pertamina (Persero) dan PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara telah menandatangani MoU untuk pengembangan pembangkit listrik berbahan bakar gas di Sumatera Utara dengan kapasitas 1x250 MW. Investasi proyek ini mencapai US$ 250 juta.

Airlangga juga menyampaikan hasil pembicaraan dengan Vice Minister of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang Takumi Ihara. Di antaranya adalah tentang rencana Indonesia masuk ke dalam Trans Pacific Partnership (TPP). “Mereka punya kepentingan tentang rencana itu, karena sebagian besar industri yang kami dorong untuk berorientasi ekspor berasal dari Jepang,” ungkap Airlangga.

Adapun tiga poin lain yang dibahas pada pertemuan dengan Wakil METI, yakni rencana Japan External Trade Organization (JETRO) menyusun peta jalan jangka panjang dalam pengembangan industri dies (cetakan untuk alumunium) di Indonesia. Peta jalan ini bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu rantai pasok global.

“Selain itu, disampaikan mengenai penerapan pajak di Indonesia yang diupayakan dapat mendorong industri Jepang mau berinvestasi. Dan, yang terakhir terkait penyesuaian tarif bea masuk produk otomotif Jepang khususnya untuk bahan baku,” tutur Airlangga.

Terkait ketiga hal tersebut, pihaknya mendukung roadmap yang akan dibuat oleh JETRO dan akan terlibat aktif dalam proses penyusunannya. “Mengenai soal pajak, kami sampaikan bahwa Pemerintah Indonesia sedang melaksanakan tax reform. Sedangkan, terkait dengan tarif, kami sampaikan bahwa untuk sektor otomotif akan dilakukan pembahasan secara khusus,” jelas dia.

Sementara itu, Airlangga juga memaparkan hasil pertemuan dengan Ketua Liga Parlemen Indonesia- Jepang Toshihiro Nikai dari Liberal Democratic Party (LDP), bahwa LDP akan membuat tim untuk membantu Indonesia dalam mempersiapkan diri bergabung ke TPP. “Tim ini akan membantu Indonesia dalam menyusun roadmap untuk persiapan tersebut,” kata dia.

Selain itu, LDP akan juga mendorong program pelatihan vokasi di Indonesia. “Saat ini, Jepang sudah memulai beberapa prototipe SMK khusus Industri. Kami dapat mengirimkan tim untuk belajar mengenai hal tersebut dan dikembangkan di Indonesia serta bila diperlukan akan dibuat skema ODA (Official Development Assistance),” tandas Airlangga.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya