Liputan6.com, Milan - Perseteruan antara Mauro Icardi dengan Ultras Inter Milan tidak kunjung mereda. Meski Icardi telah meminta maaf, namun Ultras Inter tetap bersikukuh menolaknya sebagai kapten.
Hubungan Ultras Inter dan Icardi memanas usai dalam otobiografinya striker asal Argentina itu mengaku akan menyewa 100 bandit Argentina untuk membunuh para Ultras. Itu dikarenakan Icardi kesal dengan perlakuan Ultras Inter yang membuang jerseynya usai Inter kalah 1-3 dari Sassuolo di musim 2015.
Baca Juga
Advertisement
Ketika itu, Icardi dan Freddy Guarin menghampiri Ultras Inter di tribun, ia pun memberikan jerseynya pada fan cilik Inter. Namun menurut klaim Icardi dalam bukunya, jersey itu dirampas ketua Ultras Inter lalu dilempar kembali pada Icardi yang berada di atas lapangan.
Situasi semakin memburuk karena dalam laga lawan Cagliari, Minggu (16/10/2016) Icardi gagal mengeksekusi penalti. Rumahnya pun dihampiri Ultras yang semakin geram dengan sikap Icardi.
Pernyataan Ultras
Situasi sempat tenang setelah Icardi meminta maaf pada Ultras. Manajemen Inter juga telah menghukum Icardi meski tidak mencabut ban kapten padanya.
"Bagi kami atau semua orang, kapten Inter Milan adalah simbol. Dia harus berpengalaman, karisma, integritas, intelegensia, dan kerendahan hati," bunyi pernyataan resmi Ultras seperti dilansir Soccerway.
"Armando Picchi, Giacinto Facchetti, Sandro Mazzola, Giuseppe Bergomi, dan Javier Zanetti semuanya bertolak belakang dengan Icardi. Rasanya tidak perlu lagi membicarakan Icardi. Dia bukan kapten kami sekarang dan selamanya."
Advertisement