Top 3: Hukuman Mati untuk Pangeran Arab Saudi

Menurut sebuah daftar yang disusun oleh sebuah kantor berita, pangeran adalah orang ke-134 yang dihukum mati tahun ini.

oleh Tanti YulianingsihAlexander LumbantobingCitra DewiKhairisa Ferida diperbarui 19 Okt 2016, 19:15 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati

Liputan6.com, Jakarta - Hukuman mati memang masih diberlakukan di banyak negara di dunia, termasuk di Arab Saudi. Tapi, hukuman mati di sana jarang diberlakukan kepada keluarga kerajaan.

Kisah hukuman mati seorang pangeran Arab lantas menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com pada Rabu (19/10/2016) sore. Apalagi karena sanksi tersebut terakhir diberlakukan pada anggota keluarga kerajaan 40 tahun silam.

Kemudian, kisah sumir penguasa negara juga menyedot perhatian pembaca. Di mana Presiden Thomas Jefferson, salah satu Bapak Pendiri Amerika Serikat dituduh menghamili seorang budak cantik.

Berita yang juga menjadi sorotan adalah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat, mengundang kekhawatiran meletusnya Perang Dunia III.

Berikut Top 3 Global selengkapnya:

1. Pertama dalam 4 Dekade, Pangeran Arab Dieksekusi Mati

Ilustrasi pria di Arab Saudi. (Reuters)

Seorang pangeran Arab Saudi dieksekusi mati karena menembak mati seorang pria dalam perkelahian tiga tahun lalu di ibu kota Riyadh. Informasi itu disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri setempat pada Selasa, 18 Oktober 2016.

Pangeran Turki bin Saud al-Kabir dihukum mati di ibu kota Riyadh. Sejauh ini tak ada rincian yang diberikan tentang bagaimana ia dieksekusi. Umumnya orang yang paling "dikutuk" akan dipenggal sebagai hukumannya.

Menurut sebuah daftar yang disusun oleh sebuah kantor berita, pangeran adalah orang ke-134 yang dihukum mati tahun ini.

Para koresponden mengatakan, sangat jarang ada anggota keluarga kerajaan dieksekusi. Tapi ini benar-benar dilakukan.

Selanjutnya...


2. 19-10-1796: Presiden AS Dituding Menghamili Seorang Budak Cantik

Thomas Jefferson (Wikipedia/ Charles W. Peale)

Nama Thomas Jefferson ditulis dengan tinta emas dalam sejarah Negeri Paman Sam. Ia adalah pencetus Deklarasi Kemerdekaan 1776 sekaligus Bapak Pendiri Amerika Serikat.

Namun, sebuah esai yang muncul di media National Gazette yang ditulis seseorang berinisial "Phocion", menyerang nama baik Jefferson yang kala itu sedang bertarung memperebutkan kursi presiden melawan John Adams -- yang adalah calon incumbent atau petahana.

Tulisan-tulisan yang menyerang capres partai Demokratik-Republikan itu berjumlah 25 esai, dari 15 Oktober hingga 24 November 1796.

Yang terparah adalah tulisan yang terbit pada 19 Oktober 1796. Phocion menuduh bahwa Jefferson memiliki hubungan gelap dengan salah seorang budak perempuan.

Selanjutnya...


3. Inikah Pemicu Ketegangan AS-Rusia?

Ekspresi Presiden AS, Barack Obama dan Presiden Rusia, Vladimir Putin saat saling bertemu pada Sidang Umum PBB di New York, Senin (28/9/2015). (REUTERS/Kevin Lamarque)

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin mengatakan bahwa ketegangan hubungan negaranya dengan Amerika Serikat (AS) belakangan ini mungkin merupakan yang terburuk sejak perang Timur Tengah pada 1973. Namun diakuinya ada yang berbeda.

"Secara umum, situasinya sangat buruk sekarang ini, mungkin yang terburuk sejak 1973," menurutnya dalam wawancara dengan tiga jurnalis Rusia seperti yang dilansir ABC News, Senin 17 Oktober 2016.

"Meskipun kami (Rusia-AS) memiliki friksi serius, perbedaan-perbedaan dalam sejumlah isu seperti Suriah, tapi kami tetap bekerjasama pada bidang-bidang lain. Dan kadang cukup baik," jelasnya.

Selanjutnya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya