Liputan6.com, Mosul - Pertempuran hari ketiga antara pasukan Koalisi melawan ISIS di Mosul berlangsung hari ini, Rabu 19 Oktober 2016. Sekitar 700 ribu warga sipil dipercaya 'terkurung' di dalam Kota Mosul, di mana hampir 5.000 militan ISIS berupaya merebut kembali kota itu dari tangan pasukan koalisi.
Pada pertempuran hari ketiga itu, As percaya bahwa ISIS menggunakan penduduk setempat sebagai 'tameng' untuk mempertahankan benteng terakhir mereka.
Advertisement
"Kelompok teroris itu jelas-jelas menggunakan warga sipil sebagai benteng. Mereka ditahan di sana, sejauh ini kami belum melihat ada seorang pun yang menyelamatkan diri atau pun keluar dari wilayah itu," ujar Juru Bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis.
Menurut keterangan penduduk yang dihubungi oleh Reuters melalui jaringan telepon, mengatakan bahwa ISIS melarang mereka untuk keluar dari Mosul dan mengarahkan mereka ke sebuah bangunan yang diduga merupakan target serangan udara.
Sementara itu, PBB kini sedang membentuk kamp penampungan pengungsi tak jauh di luar wilayah Mosul.
"Kami sedang membangun tempat pengungsian baru, dengan asumsi sekitar 200.000 orang mungkin akan butuh tempat perlindungan di hari pertama operasi berlangsung," kata koordinator kemanusiaan PBB untuk Irak, Lisa Grande.
Saat ini pemerintah dan pasukan Kurdi masih berada sekitar 30-40 kilometer dari pusat kota. Menurut laporan dari komandan pasukan darat Irak, Riadh Jalal Tawfeeq, kini pasukan masih mengepung Qaraqosh hingga timur wilayah tersebut.
Tak hanya itu Tawfeeq juga menyebutkan bahwa penembak jitu telah diposisikan di beberapa lokasi untuk berjaga-jaga. Kabar yang menyebutkan bahwa Kota Qaraqosh telah dibebaskan kemudian dibantah oleh Komandan Pemerintah.
Namun koalisi yang didukung oleh AS mengatakan bahwa mereka telah memukul mundur ISIS dari 10 desa.
Hingga saat ini pasukan pemerintah terus maju bergerak dari selatan sementara prajurit sekutu Kurdi mendekat dari arah timur. Mereka melakukan penyerangan dua arah yang dimulai sejak Senin 17 Oktober lalu.
Presiden Barack Obama tengah berusaha untuk meredakan kekhawatiran warga sipil yang 'terjebak' di tengah peperangan dengan mengatakan rencana dan infrastruktur untuk menangani krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Qaraqosh yang berjarak 32 kilometer dari Mosul merupakan kota dengan penduduk Kristen terbesar di Irak. Hal tersebut membuat ISIS melakukan perlawanan keras di beberapa titik di wilayah itu.
Kelompok teror itu juga merilis video yang menampilkan aktifitas mereka menembaki kendaraan bersenjata koalisi.
Menanggapi hal tersebut, koalisi dilaporkan akan melakukan serangan balasan, seperti dikutip dari BBC. Kelompok tersebut terdiri dari 34 ribu personil keamanan Irak, pejuang Kurdi, suku muslim Arab Sunni, dan paramiliter Muslim Syiah.
Sebelumnya pada Juni 2014, kota terbesar kedua irak yang juga kaya akan minyak, Nineveh, diserang ISIS.
Penyerbuan itu merupakan pertanda 'kebangkitan' pertama kelompok militan tersebut, setelah Sunni sebelumnya berhasil mengendalikan wilayah tersebut.
Sementara itu Uni Eropa mengeluarkan peringatan yang mengatakan bahwa jika anggota ISIS -- yang kebanyakan adalah warga UE -- kabur dari Mosul, maka hal tersebut dapat menimbulkan risiko keamanan yang serius.