Liputan6.com, Mosul - Dalam beberapa tahun belakangan, nama kelompok teror ISIS sering disebut-sebut sebagai salah satu grup teroris paling berbahaya di dunia. Menanggapi perkembangan ISIS, negara-negara di dunia bersatu dan membentuk koalisi untuk melawan kelompok yang bermarkas di Timur Tengah itu.
Pemimpin mereka, Abu Bakar al-Baghdadi, beberapa kali dilaporkan terluka parah akibat serangan musuh. Pria itu juga sempat dikabarkan tewas. Namun semua berita itu tidak benar, al-Baghdadi ternyata baik-baik saja di markasnya yang berada di Mosul.
Advertisement
Walaupun begitu, keberuntungan bos besar ISIS itu tampaknya tidak berlanjut lebih lama. Setelah 13 tahun aktif menjadi anggota teroris, al-Baghdadi akhirnya terpojok di Mosul.
Tidak seperti kebanyakan bos besar kelompok teroris lainnya, seperti Osama Bin Laden, al-Baghdadi memilih untuk "menghilang" dari sistem radar.
Pemimpin ISIS itu hanya pernah tampil dalam sebuah rekaman video satu kali, tahun lalu di Mosul. Selain itu, hanya ada dua foto al-Baghdadi yang tersebar.
Tidak hanya pintar bersembunyi, al-Baghdadi juga dikenal di kalangan pengikutnya sebagai "The Invinsible Sheikh". Julukan itu diberikan karena kegemaran al-Baghdadi menggunakan topeng setiap kali muncul di hadapan pengikutnya.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (20/10/2016), ada alasan di balik cara hidupnya yang penuh dengan penyamaran itu. Pada 2006, pendahulu dan seorang pemimpin grup teror di Irak, Abu Musab Al-Zarqawi, diburu dan tewas akibat serangan bom AS .
Zarwawi memiliki kesamaan dengan Bin Laden. Mereka sama-sama suka pamer dan tampil di muka umum. Akibatnya, keberadaan mereka dapat dengan mudah diketahui oleh pihak lawan.
Tidak ingin bernasib sama seperti pendahulunya, al-Baghdadi kemudian menyusun strategi baru, keluar dari Alqaeda dan membentuk ISIS yang merupakan kelompok teroris terkaya dan terkuat di dunia.
Pemimpin ISIS itu dulu lebih dikenal dengan nama Ibrahimn Awad Ibrahim. Pria itu lahir pada 1971, di Samarra, Baghdad.
Menurut kabar yang beredar al-Baghdadi merupakan mantan mahasiswa Ilmu Islam di salah satu universitas di Baghdad. Teman sekelasnya mendeskripsikan pria itu sebagai sosok yang pemalu, tidak menonjol, dan tidak suka kekerasan.
Namun semua itu berubah pada 2003. Al-Baghdadi berubah sepenuhnya menjadi seorang "jihadis" dan tinggal di sebuah kamar kecil di dekat mesjid. Dia juga diduga menjadi pengikut Saddam Hussein.
Pada 2006, dia kemudian bergabung dengan Al Qaeda, yang kemudian diubah namanya menjadi ISIS.