Penyerang Polisi di Tangerang Beli Paku dan Pipa Sebelum Beraksi

SA tinggal bersama kakak-kakaknya. Warga menila SA sebagai sosok yang pendiam di lingkungan keluarganya.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 20 Okt 2016, 15:04 WIB
Petugas memasang garis polisi di TKP terjadinya teror di Cikokol, Tangerang, Banten, Kamis (20/10). Dalam aksi teror tersebut pelaku yang diduga simpatisan ISIS melakukan penusakan terhadap Kapolsek Tangerang. (Liputan6.com/Stringer)

Liputan6.com, Tangerang - Sehari sebelum kejadian, SA (22), penyerang polisi di Pos Lalu Lintas Kawasan Pendidikan Cikokol, Kota Tangerang, sempat memborong paku dan pipa di toko bangunan tidak jauh dari kediamannya di Sepatan, Kabupaten Tangerang.

"Saya lihat dia beli paku banyak sekali, baut sama pipa juga dia beli," ujar tetangga SA, Damanhuri, di rumahnya di kawasan Sepatan, Tangerang.

Lalu, kepada Damanhuri, SA sambil tertawa menyebut paku dan paralon yang dibeli itu adalah untuk aksi pengeboman.

"Buat ngebom katanya sambil ketawa, ya saya enggak percaya," ujar Damanhuri.

Setelah itu, SA sudah tidak pernah terlihat keluar lagi dari rumahnya di Desa Lebak Wangi RT 04/03, Sepatan, Kabupaten Tangerang. Sementara, dalam kesehariannya, SA dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan jarang sekali bersosialisasi.

"Dia anak terakhir, di sini tinggal sama abang-abangnya," kata Damanhuri.

Pernah sesekali pelaku berlatih bela diri di depan rumahnya bersama dengan kakak-kakaknya yang juga anggota kepolisian.

"Pernah terlihat lagi latihan bela diri, sama abangnya yang anggota polisi," tutur Damanhuri.

SA tewas dalam perjalanan ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, setelah polisi melumpuhkannya dengan timah panas pagi tadi. SA mengamuk dan menusuk tiga anggota polisi, salah satunya adalah Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi.

Polisi menemukan dua bom pipa, pisau, badik, dan sorban dalam tas SA. Saat ini Gegana Brimob Polri masih menyelidiki kandungan benda diduga bom itu di Kelapa Dua.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya