12 Kesalahan Pengusaha Saat Jalani Bisnis

Ketika memulai bisnis sebaiknya fokus pada produk yang ditawarkan.

oleh Fajar Putra Pamungkas diperbarui 20 Okt 2016, 17:21 WIB
Ketika memulai bisnis sebaiknya fokus pada produk yang ditawarkan.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang cerdas atau sukses wajar melakukan kesalahan. Meski pun mereka melakukan persiapan yang matang, tetapi ada beberapa tantangan yang tidak diharapkan datang pada setiap pengusaha.

Tidak masuk akal apabila pengusaha siap berbisnis tanpa amunisi. Padahal mereka dapat belajar dari pengusaha profesional yang lebih berpengalaman.

Dengan demikian, berikut kesalahan yang berakibat fatal yang dilakukan oleh pengusaha seperti dilansir dari CNBC seperti ditulis Kamis (20/10/16):
 
1. Meremehkan waktu

Zhifei Li, CEO Mobvoi meremehkan tantangan yang dihadapinya saat mulai berbisnis. Mobvoi adalah sebuah perusahaan rumahan yang bergerak di bidang teknologi, salah satunya smartwatch atau jam tangan pintar.

Li pun seorang ahli bahasa dengan gelar PhD pada bidang ilmu komputer John Hokins. Ia juga mantan peneliti riset Google untuk spesialisasi bidang terjemahan.

Saat Ticwatch rilis pertama kali, Li mengumumkan tanggal pengiriman sebelum ada konfirmasi jam tangan pintar tersebut sudah siap dikirim. Nyatanya, produksi terlambat dan Mobvoi melewati masa emas pada penjualan.

Li menyadari, dirinya meremehkan rumitnya rantai penjualan, lamanya proses pengiriman dan lambatnya produksi besar di bagian pabrik. Li mendapatkan pelajaran dari keteledoran. Jadi "Pengalaman di bidang sama tetap memiliki celah pada pengetahuan Anda."

2. Tetap mempekerjakan karyawan dengan performa buruk

Chris Myers melakukan kesalahan  berakibat fatal dengan tetap mempekerjakan karyawannya yang memiliki performa di bawah standar.

Chris ragu untuk melakukan tindakan pada karyawannya. Chris yakin karyawannya dapat mengubah sikap negatif diri sendiri. Namun, sikap tersebut menyebar ke karyawan lainnya dan membuat perusahaan Chris dalam masalah.

Pelajaran yang dapat diambil dari kesalahan Chris ini adalah jika Anda ingin memecat karyawan, lakukan dengan tegas. Membiarkan karyawan dengan performa buruk mengakibatkan kinerja perusahaan menurun.

3. Mengembangkan sistem outsourcing atau kontrak terlalu lama

Josh Stern dan Adam Cooper adalah co-founder sebuah aplikasi pencari restoran, Wine ‘n Dine. Mereka sebenarnya tidak terlalu ahli dalam teknik seperti coding, tetapi mereka tetap mengembangkan aplikasi tersebut tanpa bantuan siapapun.

Kesalahan mereka adalah mereka terlalu lama mengembangkan aplikasi agar cepat dan mengandalkan perusahaan lain dibandingkan tim teknisi di dalam perusahaannya.

Jika Anda bukan seorang ahli teknisi, Anda perlu merekrut tim internal. Selain itu, Josh pun mengatakan setelah mereka merekrut seorang teknisi, semuanya berubah. Mereka menghemat tenaga, waktu dan uang.


Bangun Perusahaan Tanpa Minat Pelanggan

4. Membangun sebuah perusahaan tanpa minat pelanggan

Berawal dari sebuah ide brilian seorang Victor Chang dengan membuat aplikasi sosial, LifeCrumbs. Akan tetapi, Victor belum pernah mengujinya pada konsumen, dan dia menyadari tindakan tersebut merupakan kesalahan yang fatal.

Lantaran Victor sama saja membuang waktu selama lima bulan untuk mengembangkan aplikasi tersebut secara diam-diam.

Pelajaran yang didapat dalam tindakan Victor adalah memperoleh feedback dari pelanggan sesering mungkin. Victor pun mengatakan tidak mudah untuk dikritik, tetapi sedikit cinta kuat dapat melalui kritikan tersebut.

5. Meremehkan biaya pengeluaran

"Ketika Anda memulai bisnis, Anda akan mendengar beberapa saran soal biaya. Saran tersebut adalah saran yang bermanfaat," ujar Zach Goldstein.

Akan tetapi saat perusahaannya memulai bisnis, perusahaan tersebut meremehkan biaya pengiriman.

Pelajaran yang dapat diambil adalah seharusnya Anda lebih mengatur anggaran dan waktu dibandingkan memikirkan sesuatu yang Anda butuhkan. Setelah itu, kembangkan lebih baik sehingga tidak banyak janji dan pengiriman secara lebih.

6. Terlalu khawatir di setiap kompetisi

James Rohrbach melakukan kesalahan kecil yang sangat fatal. James terlalu resah dengan kompetisi ketat yang dihadapinya. James terlalu memikirkan pesaing-pesaingnya di luar sana sehingga dia sama saja membuang tenaga dan waktunya.

Pelajaran yang didapat dalam kesalahan ini adalah fokus pada apa yang sedang di hadapan Anda. Memikirkan kompetisi adalah sebuah gangguan. James pun mengatakan Anda perlu fokus pada pemasaran produk, belajar dari konsumen Anda dan mengulanginya lagi.

Anda harus mengelola dengan aktif pada strategi Anda. Jika Anda terus mengikuti dan memikirkan pesaing Anda, langkah tersebut dapat membawa strategi Anda ke arah yang salah.

7. Menggunakan kemahiran pelanggan, tetapi secara tidak pantas

Leif Abraham salah satu CEO mengeluarkan sebuah software yang membantu freelancer dalam menjalankan usahanya masing-masing. Leif menawarkan masa percobaan pada mereka selama 30 hari.

Sebaiknya kaitkan keahlian mereka pada bisnis yang Anda kelola. Masa percobaan selama 30 hari tidak akan cukup bagi mereka untuk mendapatkan manfaat tentang software tersebut.


Terlalu Banyak Pengeluaran untuk Kantor

8. Terlalu percaya pada setiap saran tanpa membuktikannya

Ketika Chris Myers berumur 26 tahun merilis BodeTree dan merasa senang karena mendapatkan hubungan kerja sama dengan Intuit, pembuat  QuickBooks.

Sebagai pendatang baru, Chris sangat senang karena dapat mengembangkan seluruh produknya. Tim dari Intuit memberi kepercayaan pada Chris dalam mengatur jaringan untuk lebih dari enam juta bisnis mikro. Namun kenyataan, Chris mengeluarkan usahanya hanya untuk produk Intuit, bukan pada BodeTree.

Lakukan penelitian yang Anda miliki jika  mendapatkan saran dari sumber yang terpercaya. Pelajaran utama yang didapat dari Chris adalah percaya tetapi buktikan. Chris melakukan apa yang disampaikan oleh QuickBooks tetapi tidak membuktikannya. Pada akhirnya, semua akan menjadi berharga dan mahal.

9. Terlalu banyak pengeluaran untuk kantor

Wine n' Dine memulai bisnis yang dikelola oleh tiga orang. Ketika mereka merekrut orang keempat, mereka pindah ke kantor yang luas. Seiring berjalan waktu, ruang mereka sempit dan biaya penyewaan sangat tinggi.

Karena itu, sebaiknya anggaran pengeluaran hanya untuk yang dibutuhkan. Seperti mendapatkan tawaran renovasi kantor secara gratis sehingga uang akan tersimpan dan dapat merekrut tambahan karyawan.

10. Memasarkan sesuatu sesuai keinginan diri sendiri, bukan minat konsumen

Kim Taylor menawarkan produk edukasi kepada setiap universitas dengan harga murah. Namun Kim tidak mendapatkan daya tarik yang banyak. Perusahaan teknologi biasanya menginginkan barang terbaru bahkan jika terjadi perubahan.

Pelajaran yang didapat adalah fokuskan pemasaran Anda yang bisa menyelesaikan masalah konsumen. Kim pun mendapat pelajaran bagaimana meraih target pasar pada audiensi. Kim mengatakan lihat apa yang orang-orang lakukan bukan apa yang mereka katakan.

11. Membuat semua hal apa yang dimimpikan

Lee Mayer mencoba untuk membuat sesuatu yang pernah diinginkan sebelumnya. Alasan Lee melakukan itu hanya karena ingin membuat orang-orang senang. Nyatanya, Lee memperkenalkan produk dan ide terlalu cepat tetapi tim produksinya tidak mendukung aksi Lee tersebut karena berlebihan.

Oleh karena itu, prioritaskan apa yang lebih diunggulkan atau terbaik. Lee harus memilih ide atau produk apa yang harus dikeluarkan pertama. Lee pun menyadari teknologi tidak perlu berlebihan. Hal yang paling penting yaitu komunikasi dengan pelanggan secara efektif.

12. Target pasar yang salah

Josh Stern dan co-foundernya pergi ke Fort Lauderdale untuk menggelar booth di suatu konferensi sekaligus mempromosikan Wine n’ Dine. Setelah mereka berada di konferensi tersebut, ternyata tidak ada akses ke aplikasinya.

Sebagai tambahan, mereka datang ke konferensi sama saja dengan mereka membuang waktu. Serta demografi pengunjung konferensi tersebut ternyata tidak sesuai dengan strategi aplikasi mereka.

Pelajaran yang didapat adalah prioritaskan produk Anda sampai siap dipasarkan. Josh pun mengatakan ketika Anda memulai bisnis, fokus pada produk Anda. Setelah itu kembangkan hingga menjadi produk yang berkualitas. Jika Anda melakukan itu, sponsor atau acara akan datang dengan sendirinya. (Fajar/Ahm)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya