Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mengatakan ruang pelonggaran kebijakan suku bunga terus dilakukan. Salah satu indikatornya adalah inflasi yang terus terkendali.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengungkapkan, penurunan 7 days Reverse Repo Rate sudah diikuti penurunan bunga di perbankan.
"Seperti dijelaskan, bahwa transmisi kebijakan moneter melalui suku bunga terus berjalan. Suku bunga deposit year to date sudah turun 108 basis poin, bulan lalu 100 basis poin. Sedangkan suku bunga kredit dari 57 year to date bulan lalu, sekarang 60 basis poin," kata Juda di Gedung Bank Indonesia, Kamis (20/10/2016).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengungkapkan, meski suku bunga kredit mulai turun, namun belum memicu peningkatan penyaluran kredit oleh perbankan. Tercatat, pertumbuhan kredit baru mencapai 6,8 persen.
Dengan kembali diturunkannya 7-days RR Rate oleh Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen pada hari ini, diperkirakan suku bunga kredit dapat kembali turun hingga akhir tahun.
"Sampai saat ini kami yakin suku bunga kredit akan terus turun. Sampai akhir tahun kami perkirakan 15-20 basis poin masih bisa turun, apalagi Bank Indonesia kan turunkan policy rate lagi," tegas Juda.
Rapat Gubernur Bank Indonesia (BI) yang berlangsung selama dua hari memutuskan untuk menurunkan Bank Indonesia 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.
Dengan penurunan BI 7-day RR Rate maka suku bunga Deposit Facility (DF) dan Lending Facility (LF) masing-masing tetap di posisi 4 persen dan 5,5 persen.
"Keputusan ini mulai berlaku pada 21 Oktober 2016," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara.
Tirta menjelaskan, keputusan ini diambil dengan memperhatikan tetap terjaganya makro ekonomi, terutama inflasi yang mendekati batas bawah dan nilai tukar relatif stabil.
Dengan keputusan ini, BI akan terus mencermati kondisi ekonomi domestik dalam jangka pendek ke depan serta perkembangan perekonomian global, terutama keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) untuk mempertahankan suku bunga acuan pada September ini. (Yas/Nrm)