Liputan6.com, Washington D.C - Pengembangan senjata nuklir di Korea Utara masih terus dilanjutkan oleh Kim Jong-un hingga saat ini. Menanggapi hal tersebut Amerika Serikat bersama dengan Korea Selatan sepakat untuk meningkatkan kekuatan militer dan upaya diplomatik.
Kerja sama tersebut dilaksanakan karena kedua negara merasa percobaan nuklir dan rudal yang diluncurkan oleh pemerintah Kim Jong-un merupakan sebuah ancaman besar.
Advertisement
Seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (20/10/2016), kesepakatan tersebut dicapai oleh kedua negara setelah pembicaraan antara menteri pertahanan dan luar negeri Korsel dan AS di Washington.
Kedua negara menyatakan, dalam menghadapi ancaman Korut mereka sepakat untuk mendirikan kelompok elite Extended Deterrence Strategy and Consultation Group.
Kelompok kerja sama itu dibentuk untuk meningkatkan pengaruh kekuatan kedua negara baik dalam bidang diplomasi, informasi, koordinasi militer, dan ekonomi.
"AS akan melakukan apapun yang diperlukan untuk membela diri, Korsel, dan sekutu lainnya yang ikut bergabung melawan Korut," kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
Kerry dan Menteri Pertahanan AS Ash Carter menegaskan, dalam sebuah pernyataan bahwa sekutu akan mengalahkan setiap serangan yang dilancarkan oleh Korut. Mereka juga mengatakan bahwa jika Korut bertekad meluncurkan nuklir, maka balasan 'dahsyat' akan dikerahkan.
Dalam pernyataan itu Kerry dan Carter menegaskan, AS berkomitmen mengerahkan kekuatan penuh militer mereka, termasuk proyek nuklir payung, serangan konvensional, dan meningkatkan kemampuan pertahanan rudal untuk mencegah serangan Korut.
"Kami akan bangkit dan meningkatkan usaha yang telah kami lakukan, memberikan tekanan yang lebih besar, menempatkan diplomasi yang lebih kuat, dan mengupayakan pencegahan. Dengan begitu apapun yang ingin dilakukan Kim Jong-un dan Korut akan menjadi sia-sia," kata Kerry dalam sebuah konferensi pers September lalu.
Dalam wawancara itu Kerry juga mengatakan operasi militer adalah pilihan terakhir mereka jika Korut tak mengindahkan imbauan. Washington juga sedang berusaha untuk memperketat sanksi, termasuk mencoba menutup celah dalam PBB yang memungkinkan Korut untuk mengekspor batubara.