Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih punya tugas besar untuk membenahi sekolah rusak di seluruh Indonesia. Kali ini, pemerintah akan fokus pada pembenahan sekolah yang rusak total dan berat.
"Untuk tahun depan itu kita rencanakan akan direhabilitasi sekitar 50 ribu. Baik yang rusak berat maupun rusak fatal, rusak total," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2016.
Advertisement
Berdasarkan data yang dimiliki Kemendikbud, jumlah sekolah yang mengalami rusak total dan rusak berat mencapai 152 ribu. Perlahan sekolah-sekolah ini akan diperbaiki tahun depan.
Untuk sementara, sekolah yang tidak masuk dalam kategori rusak total dan berat ditunda terlebih dahulu. Sebab, anggaran akan perbaikan sekolah fokus memperbaiki yang kondisinya jauh lebih memprihatinkan.
"Yang rusak sedang dan rusak ringan sementara kita ikhlaskan, karena itu anggaran yang selama ini mecer-mecer (terpisah-pisah). Misalnya untuk perbaikan kelas, perbaikan perpustakaan, yang sifatnya itu tambal sulam, itu kita hapus, kita kurangi drastis," ujar Muhadjir.
Sekolah rusak berat dan total yang akan diperbaiki ini langsung dibangun dengan status Standar Pelayanan Minimum (SPM) sekolah. Penyelesaian perbaikan sekolah ini diharapkan selesai 3 tahun.
"Kalau anggarannya tetap itu bisa kita selesaikan 150 ribu sekolah yang fatal dan berat itu baru kemudian kita mulai tangani yang lain. Saya hafal satuan berapa unit sekolahnya saja yang harus kita tangani. Saya tidak sampai berapa detail jumlah anggarannya. Yang jelas cukuplah," ujar Muhadjir.