Bayi Robot 'Pengganti' Anak, Tertarik?

Sebentar lagi dipasarkan bayi-bayi robot bagi pasutri yang mendambakan memiliki pengalaman emosional kepemilikan bayi.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 21 Okt 2016, 12:18 WIB
Sebentar lagi dipasarkan bayi-bayi robot bagi pasutri yang mendambakan memiliki pengalaman emosional kepemilikan bayi. (Sumber Reuters/Kim Kyung-Hoon))

Liputan6.com, Tokyo - Dalam setengah abad belakangan ini, angka kelahiran bayi di Jepang sudah turun hingga angka mengkhawatirkan, sekitar 1 juta kelahiran setiap tahun, demikian menurut statistik pemerintah.

Selain itu, satu di antara 10 wanita Jepang tetap lajang. Padahal, kelahiran anak di luar pernikahan dipandang secara kurang enak di Jepang, dibandingkan dengan negara-negara maju di Barat.

Guna mengisi kekosongan emosional pasutri yang tidak memiliki anak, jangan heran kalau akhirnya dibuatlah robot bayi dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) guna memberikan pengalaman emosional kepemilikan bayi.

Dikutip dari The Guardian pada Jumat (21/10/2016), robot bernama Kirobo Mini diciptakan oleh departemen non-otomotif Toyota dan dilengkapi dengan AI serta sebuah kamera agar dapat mengenali wajah orang yang berbicara kepadanya dan memberi tanggapan.

Fuminori Kataoka, kepala insinyur perancangan Kirobo Mini, mengatakan, "Ia agak oleng, dan ini dimaksudkan untuk meniru bayi sedang duduk dan belum terlalu besar untuk mampu menyeimbangkan diri."

"Kerentanan itu dimaksudkan untuk menumbuhkan koneksi emosional."

Mata Kirobo Mini bahkan berkedip-kedip dan ia berbicara dengan suara nada tinggi selayaknya seorang bayi.

Toyota berencana menjual robot ini seharga 39.800 yen (Rp 5 juta) di Jepang pada tahun depan.

Sebentar lagi dipasarkan bayi-bayi robot bagi pasutri yang mendambakan memiliki pengalaman emosional kepemilikan bayi. (Sumber Reuters/Kim Kyung-Hoon))

Robot itu menambah daftar robot sahabat manusia, misalnya Jibo, robot berbentuk lampu baca hasil rancangan para pakar robotik di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Ada juga Paro, robot bayi anjing laut yang dipasarkan perusahaan Intelligent System di Jepang. Robot itu dimaksudkan menjadi terapi bagi para lansia penderita demensia.

Sebagai catatan, sekitar seperempat populasi Jepang berusia di atas 65 tahun, padahal jumlah perawat hanya sedikit. Keadaan demikian menjadi beban bagi layanan sosial.

Bukan hanya itu, Jepang juga enggan mengundang imigran untuk menambah populasi usia kerja walaupun perlambatan demografi Jepang masih terus berlanjut.

Dengan 314 mesin untuk setiap 100 ribu pekerja, Jepang termasuk paling depan dalam hal penggunaan robot industri. Konsentrasinya nomor dua terbesar setelah Korea Selatan, demikian menurut International Federation of Robots.

Teknologi-teknologi baru memungkinkan pengenalan robot ke luar pabrik dan masuk ke rumah-rumah, kantor, toko, dan rumah sakit.

Kataoka mengatakan bahwa Toyota telah melakukan investasi besar-besaran untuk mobil yang mengemudi sendiri dan memandang Kirobo Mini sebagai batu loncatan untuk robot-robot yang lebih maju dan mampu mengenali serta bereaksi kepada emosi-emosi manusia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya