Liputan6.com, Semarang - Tujuh tahun hilang dari orbit media, bagaimana kehidupan Syekh Puji saat ini?
Nama Syekh Puji sempat melejit pada 2009. Penyebabnya pernikahannya yang kontroversial, yakni menikahi Lutviana Ulfa yang saat itu baru lulus SD dan masih 12 tahun. Saat itu ia sempat ditahan Polwiltabes Semarang (sekarang Polrestabes), Jawa Tengah.
Lahir 51 tahun lalu, pemilik nama asli Pujiono Cahyo Widianto ini memang nyentrik. Selain dikenal dermawan, ia juga kontroversial.
Gaya nyentrik dan kedermawanan itu juga sempat diekspresikan ketika membagikan zakat hingga Rp 1,3 miliar. Zakat itu dia bagikan langsung kepada warga miskin. Angka Rp 1,3 miliar saat itu sangatlah besar.
Baca Juga
Advertisement
Tahun 2016 ini, tiba-tiba seorang blogger, Arief Firhanusa, menceritakan bahwa Syekh Puji yang dia lihat sudah jauh berubah dibanding 2009.
"Saya pernah memandangnya dengan jubah putih ala padang pasir, naik Yamaha Mio tengah beli bensin di SPBU dekat rumah sekalian pondok pesantrennya, Miftahul Jannah, tidak ada helm, belum lama ini," tulis Arief.
Dalam tulisannya itu Arief juga menyebutkan bahwa ia juga sempat bertemu di Pasar Bandungan, Kabupaten Semarang. Ia datang dengan sangat bersahaja.
"Tidak ada jubah serta tasbih besar di leher. Kata pedagang pasar, ia beli sayuran untuk pakan kijang-kijang yang dia pelihara di pekarangan," tulis Arief.
Dalam kesaksiannya, Syekh Puji dikabarkan sudah berubah total. Tak lagi ekshibisionis alias suka pamer kemewahan. Bahkan, ia kini fokus mengurus perusahaannya, yakni PT Sinar Lendoh Terang (Silenter), sebuah perusahaan yang memproduksi kaligrafi berlapis kuningan.
Produk Silenter diekspor ke berbagai negara di Timur Tengah.
Nasib Pernikahan dengan Ulfa
Lalu, bagaimana dengan pernikahannya dengan Lutviana Ulfa yang menghebohkan itu? Ternyata dari pernikahan itu mereka sudah dikaruniai dua anak.
Selain sibuk mengurus perusahaan, Syekh Puji juga fokus menjaga keharmonisan rumah tangganya dengan tiga istrinya.
Pada akhir 2015, Syekh Puji sempat juga terlibat masalah penggelapan duit. Ia mendatangi Polres Balikpapan bersama dengan istri dan anaknya. Ia datang melaporkan masalah penggelapan duit yang dilakukan oleh pegawainya.
Perubahan yang terjadi pada sosok Syekh Puji itu diakui warga yang tinggal di sekitar Ponpes Nurul Jannah yang dipimpinnya. Syekh Puji mulai banyak meninggalkan aksesori yang dianggap publik menyimbolkan ketakwaan seperti jubah dan tasbih.
"Sering keluar, naik motor. Padahal, mobil mewahnya masih banyak," kata Cipto, warga setempat.
"Ia benar-benar sudah berubah. Saya berpapasan ketika sedang belanja dengan anak dan istrinya," kata Sartono.
Ketika Liputan6.com menghubunginya via telepon, nada bicaranya juga sudah berubah. Ia berbicara lebih kalem.
"Alhamdulillah kami baik-baik saja. Ayo kapan main-main ke sini. Tapi jangan wawancara. Silaturahmi saja," kata Syekh Puji ramah.