Liputan6.com, Jakarta - Saat Yukako Fukushima mengarahkan jemari palsu itu ke cahaya, sesaat apa yang ia buat tersebut tampak begitu nyata. Bagi mata yang tak terlatih, seperti asli. Segera, jemari palsu itu siap dikirim ke pemiliknya, yakni salah satu dari ratusan Yakuza yang telah dipotong jari kelingkingnya.
Baca Juga
Advertisement
Orang-orang yang memesan jemari palsu karya Yukako kebanyakan adalah mantan anggota Yakuza. Mereka yang putus asa atau memutuskan untuk mundur dari dunia kelam geng Jepang.
Namun bagi mereka yang mundur atau melanggar, ada satu pengorbanan yang harus dilakukan. Itu adalah memotong sendiri jari kelingking mereka.
Secara tidak langsung, prosesi ini menjadi pertanda bagi masyarakat awam. Barang siapa yang kelingkingnya terpotong, berarti mereka dulunya Yakuza.
Tentu, masyarakat tak akan begitu mudah menerima mereka begitu saja. Jari dipotong lebih menyerupai sanksi moral bagi mantan Yakuza. Agar lebih mudah berbaur di masyarakat, mereka akhirnya memakai jasa Yukako.
Selama dua dekade, wanita cantik berusia 44 tahun ini telah menciptakan ratusan jari kelingking palsu untuk mantan Yakuza. Sebuah toko kecil di pusat Kota Osaka diciptakan untuk membantu mereka mencari pekerjaan dan hidup normal.
"Jika Anda kehilangan jari dalam kecelakaan mobil, orang akan simpati. Tapi itu tidak terjadi dengan Yakuza. Kebanyakan orang tak bisa menutupi tato atau jari yang hilang," terang Yukako seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (21/10/2016).
Yukako telah memenangkan dua penghargaan dari pemerintah atas perannya membantu Yakuza direhabilitasi dan kembali ke masyarakat. Wanita ini hanya akan membuat jemari palsu dengan kondisi tertentu.
"Saya perlu bukti bahwa mereka benar-benar sudah meninggalkan geng mereka. Dan saya tidak akan menerima uang ekstra dari orang-orang yang tidak sabaran," kata dia.
Jemari palsu yang dibuat Yukako adalah produk dengan detail luar biasa. Ia bisa membuat tiap detail, dari sidik jari, kelengkungan, kuku, dan vena dalam bentuk yang baik.
Jemari palsu buatan Yukako, secara tak langsung menjadi jaminan hidup yang baru bagi anggota Yakuza itu. Ia mengaku sering menerima surat terima kasih atas jasanya.
"Saya menerima surat dari mereka yang telah menikah, mempunyai anak, atau menemukan pekerjaan. Yang lainnya mengaku telah bertaubat dan meminta maaf kepada orang tua mereka. Ini membuat saya senang," tutup Yukako.
Tradisi Yubitsume atau pemotongan jari diperkirakan berasal dari era Bakuto. Saat itu, pria yang tak mampu membayar utang, dipaksa memotong bagian atas dari kelingking kiri. Cacat ini akan membuat mereka malu dan lebih efektif dari cara kekerasan yang lain.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6