Penyakit Mengintai bila Isi Ulang Air dalam Botol Plastik

kebanyakan botol plastik mengandung bahan kimia pengacau hormon, sehingga bisa menjadi penyebab kanker, diabetes, ADHD, dan autisme.

oleh Gina Melani diperbarui 23 Okt 2016, 08:00 WIB
Botol air mineral bekas pakai

Liputan6.com, Jakarta Kita mungkin tahu atau kerap mendengar perihal tidak boleh mengisi ulang air dalam botol plastik kemasan. Ternyata kabar ini tidak main-main, karena kebanyakan botol plastik mengandung bahan kimia pengacau hormon, sehingga bisa menjadi penyebab kanker, diabetes, ADHD, dan autisme.

Sayangnya, kita sehari-hari menemukan barang yang mengandung bahan kimia tersebut, seperti tempat dari plastik, metal, hingga detergen, retardasi api, mainan sampai kosmetik.
Lantas, apa saja yang termasuk ke dalam bahan kimia ini?

Seperti dilansir Dailymail, Minggu (22/10/2016), ada bahan kimia Polybrominated diphenyl ethers (PBDE), yang biasanya ditemukan di flame retardants (yang biasa digunakan untuk kabel).

Bisphenol A dalam plastik polikarbonat digunakan untuk botol keras dan wadah makanan yang dapat digunakan kembali.

Phthalates digunakan untuk botol air sekali pakai. Paling sering bahan kimia ini mengganggu sistem saraf dan sikap, termasuk gangguan ADHD, autisme dan penurunan IQ. Tanpa disadari, bahan kimia ini mempercepat obesitas, diabetes, beberapa kanker, kemandulan pria, juga endometriosis.

Kendati demikian, penelitian ini dinilai belum memiliki bukti yang kuat. Bahkan ada yang menilai studi ini tanpa dasar dan hanya mencari sensasi. Padahal, dampaknya terhadap kesehatan konsumennya sangatlah besar. Bagaimana menurut Anda?

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya