'Drama' Pertempuran ISIS di Kirkuk Berakhir dalam 24 Jam

Para militan menewaskan 13 pekerja, termasuk empat warga Iran, di utara pembangkit listrik dari Kirkuk.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Okt 2016, 18:14 WIB
Sejumlah pasukan keamanan Irak bergembira merayakan keberhasilan merebut desa Khalidiya dari ISIS di, selatan Mosul, Irak, (20/10). (REUTERS/Thaier Al-Sudani)

Liputan6.com, Kirkuk - Serangan besar-besaran yang dilancarkan ISIS di Kirkuk, Irak utara akhirnya berakhir. 'Drama' pertempuran itu usai setelah pertempuran sengit selama 24 jam, pada Sabtu pagi waktu setempat.

Baku tembak itu berakhir ketika pasukan Irak melancarkan serangan lagi di tenggara Irak, Mosul -- wilayah yang juga dikuasai ISIS.

"Semua penyerang tewas atau meledakkan diri. Daerah di sekitar markas ISIS di provinsi itu, di mana pertempuran paling parah terjadi, sudah tenang pada Sabtu pagi," kata Brigadir Jenderal Polisi Kirkuk, Khattab Omer seperti dikutip dari NBC News, Sabtu (22/10/2016).

Sejauh ini tak diketahui pasti berapa banyak militan yang ikut ambil bagian dalam serangan yang tampaknya bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari Mosul, sekitar 170 kilometer (100 mil) dari tempat itu. Di mana pasukan Irak melancarkan serangan besar-besaran.

Para militan menewaskan 13 pekerja, termasuk empat warga Iran, di utara pembangkit listrik Kirkuk. Seorang wartawan TV lokal juga dibunuh oleh penembak jitu di kota itu.

Tidak jelas apakah ada korban lainnya di antara warga sipil atau pasukan keamanan Kurdi yang mengontrol Kirkuk.

Merebut Hamdaniyah

Sementara itu Divisi 9 militer Irak dilaporkan meluncurkan serangan baru untuk merebut kembali kota Hamdaniyah, sekitar 20 kilometer (12 mil) di sebelah tenggara Mosul.

Komando Operasi Militer Gabungan mengatakan pasukan yang terus maju di kota itu dikenal sebagai Bakhdida dan Qaraqosh.

Dua perwira militer mengatakan bahwa pasukan yang menyerang dari utara dan selatan, mendapat dukungan serangan udara dari koalisi yang dipimpin AS.

Hamdaniyah diyakini sebagian besar tak berpenghuni.

 

Operasi ini bagian dari ofensif yang diluncurkan Senin 17 Oktober, bertujuan membebaskan Mosul, kota terbesar kedua di Irak yang jatuh ke ISIS pada 2014.

Ini adalah operasi terbesar yang dilakukan pasukan Irak sejak invasi pimpinan AS tahun 2003. Diharapkan Mosul bisa terebut dalam beberapa pekan atau bulan.

ISIS telah banyak menguasai Mosul, dan pasukan Irak harus waspada dengan bom pinggir jalan, penembak jitu dan bom truk bunuh diri karena mereka semakin mengepung wilayah kekuasaan ISIS itu.

Pasukan Irak awal pekan ini juga telah merebut kembali kota Bartella, sekitar 15 kilometer (sembilan mil) timur dari Mosul. Meski demikian mereka masih harus berhadapan dengan 'kantong-kantong' perlawanan ISIS di sana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya