Pengaruh Suku Bunga Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Suku bunga yang dibuat bank sentral dapat berimbas ke sektor kegiatan ekonomi.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Okt 2016, 05:30 WIB
Suku bunga yang dibuat bank sentral dapat berimbas ke sektor kegiatan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Tingkat suku bunga merupakan salah satu tolak ukur yang memicu pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Kebijakan yang dibuat oleh bank sentral ini (Bank Indonesia) bisa berimbas di berbagai sektor kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi ini meliputi perputaran arus keuangan/perbankan yang meliputi: tabungan,  investasi, inflasi  yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah.

Negara dengan nilai tukar yang kuat (memiliki jumlah transaksi besar) memiliki pengaruh yang kuat terhadap fundamental perekonomian dunia sehingga kebijakan bak sentral dari negara maju terhadap suku bunga ini biasanya akan direspons oleh para pelaku pasar dan para penanam modal untuk memanfaatkan momen tersebut guna mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Suku bunga erat kaitannya dengan kreditor (bank) dan debitor (peminjam). Pada prinsipnya suku bunga adalah harga atas penggunaan uang atau sebagai sewa atas penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu, yang umumkan dalam  'persentase'.

Kebijakan suku bunga ini memiliki pengaruh sebagai berikut seperti dikutip dari www.cermati.com, Senin (24/10/2016):

1.    Pengaruh Suku Bunga terhadap Kapasitas Produksi dan Portofolio Kredit

Dari sisi industri dalam negeri, kenaikan pada suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral seiring dengan berjalannya waktu, akan ada dampak pada jumlah produksi.

Sisi positifnya adalah tenaga kerja semakin bertambah, hasil produksi meningkat,  akibatnya kapasitas ekspor bertambah sehingga jumlah pengangguran juga menurun akibat banyaknya tenaga kerja yang terserap di dalamnya.

Efek jangka panjangnya adalah devisa yang masuk ke negara tersebut juga akan semakin besar sehingga akan semakin menguatkan nilai tukar mata uang dalam negeri.

Hal ini berlaku pula sebaliknya, jika saja suku bunga menurun, biasanya pelaku industri akan meresponsnya dengan menurunkan produksi dalam negeri sebagai akibat dari kebijakan manajemen risiko untuk meminimalkan potensi kerugian.

Dilihat dari manajemen risiko kredit, kenaikan suku bunga seringkali dikhawatirkan oleh para kreditur/bank umum. Misalnya saja untuk industri properti, bisa mengakibatkan tingkat penjualan perumahan semakin menurun. Jika dipaksakan akan berimbas pada kredit macet.

2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Perekonomian secara Global

Ada beberapa hal yang harus diwaspadai terkait kebijakan menaikkan dan menurunkan suku bunga. Tujuannya sebenarnya bagus yaitu demi kesejahteraan rakyat dalam negeri. Oleh karena itu setiap pergerakan suku bunga perlu dipertimbangkan dampak ekonomi yang menyertainya.


Pengaruh Suku Bunga Terhadap KPR

3. Pengaruh Suku Bunga Terhadap  GDP (Gross Domestik Product)

GDP (Gross Domestik Product) ini sebagai salah satu  indikator tingkat kesehatan atas pertumbuhan ekonomi suatu negara.

GDP juga merupakan salah satu dari indeks utama sistem akun nasional (Sistem of National Accounts-SNA) terhadap pengukuran biaya barang dan jasa. GDP menunjukkan kondisi ekonomi nasional.  

Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebuah indikator ekonomi untuk mengukur total nilai produksi yang dihasilkan oleh semua Orang dan Perusahaan (baik lokal maupun asing) di dalam suatu Negara.

4. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Kredit Perumahan Rakyat

Pengadaan perumahan merupakan bagian terpenting dalam menunjang kesejahteraan hidup manusia. Naiknya suku bunga berpengaruh terhadap penurunan daya beli masyarakat terhadap produk perumahan.

Turunnya daya beli terhadap jumlah unit perumahan baru dapat memperlambat perekonomian dan mendorong ke arah resesi. Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan baru mengindikasikan tumbuhnya perekonomian.

5. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)

Dampak lanjutan kenaikan suku bunga yang harus dipertimbangkan adalah lesunya perekonomian yang berdampak terhadap menurunnya kesempatan kerja. Produksi yang menurun juga berdampak terhadap pengurangan jumlah karyawan.

Kita ketahui bersama pengangguran terjadi akibat  ketidakseimbangan antara lapangan pekerjaan dan orang yang membutuhkan pekerjaan, sehingga hanya sedikit saja yang mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

Seringkali  kebijakan suku bunga ini dimaksudkan untuk memberikan rangsangan dari bank agar masyarakat mau menanamkan dananya pada bank. Untuk menarik minat, dibuatlah kebijakan menaikkan suku bunga simpanan, sehingga masyarakat akan semakin giat untuk menanamkan dananya pada bank, dikarenakan harapan mereka untuk memperoleh keuntungan.

Hal ini berlaku juga sebaliknya, semakin rendah suku bunga simpanan, maka minat masyarakat (atau investor) dalam menabung akan berkurang sebab masyarakat berpandangan tingkat keuntungan yang akan mereka peroleh di masa yang akan datang dari bunga adalah sangat  kecil.

Dengan mengatur naik turunnya suku bunga, Bank Sentral sebagai pihak yang memiliki otoritas harus berhati-hati dan jeli melihat setiap respon yang terjadi akibat kebijakan tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya