Liputan6.com, Jakarta Aliyah Rasyid Baswedan, ibunda calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menuturkan sepenggal cerita ketika putranya itu datang dan meminta pertimbangan untuk maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Perempuan berkerudung itu bercerita saat membuka pengajian yang digelar di kediamannya di Yogyakarta, Minggu, 23 Oktober 2016 malam.
Ia mengenang sebelum Anies datang dan minta restu, anaknya itu menceritakan sebuah kronologis. Ada seorang tokoh yang cukup sepuh salat di Masjid Sunda Kelapa Jakarta. Selesai salat Subuh, orang itu berpikir siapa yang sebenarnya bisa diberi amanat untuk berjuang melawan yang saat ini sedang berkuasa.
Advertisement
Dalam benak tokoh itu terlintas nama Anies. Dia pun lantas menelepon Anies dan kemudian mengemukakan niatnya agar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu maju dalam ajang Pilkada DKI.
"Anies bilang akan berunding dan tanya kepada saya," kenang dia pada peristiwa beberapa waktu lalu itu.
Aliyah pun merestui langkah anaknya dengan pertimbangan kalau niat itu berupaya demi kemaslahatan umat. Meski demikian, ia tidak memaksakan kehendak. Sebab, semua bergantung kepada takdir sang Maha Kuasa.
Saat ditanya siapa tokoh yang dimaksud, Aliyah enggan memberi tahu. "Tidak perlu disebutkan," jawabnya sembari tersenyum.
Menurut dia, karakter Anies sudah terlihat sejak muda. Ia tumbuh dan besar di kediaman Aliyah yang berlokasi di Gang Grompol Jalan Kaliurang Km 5 Yogyakarta. Anaknya itu kerap mengumpulkan remaja kampung untuk kegiatan sepak bola, pendidikan, dan sebagainya. Termasuk menjadi panitia perayaan 17 Agustus di kampung.
"Kebiasaan-kebiasaan ini yang dirasakan membutuhkan penyaluran, punya ide yang bisa diaplikasikan," ucap dia.
Aliyah mengungkapkan, Anies berniat menyempurnakan sistem pemerintahan di DKI Jakarta dengan cara yang lebih santun, merakyat, serta menjaga hubungan baik yang barangkali saat ini masih terabaikan.
"Mudah-mudahan Anies dapat menjaga amanah dan menjalankan yang telah direncanakan," harap sang Ibunda.