Liputan6.com, Medan - Beberapa waktu yang lalu dunia otomotif digegerkan oleh kerja sama dua pabrikan yang sebetulnya merupakan rival abadi, Honda-Yamaha. Di Jepang, mereka berangkul, berkolaborasi mengembangkan pasar skuter.
Lantas, apa makna kerja sama tersebut bagi Honda yang beroperasi di Indonesia? Adakah mereka juga akan menjalin kerja sama?
Baca Juga
Advertisement
President Director PT Astra Honda Motor (AHM), Toshiyuki Inuma, mengatakan bahwa kesepakatan dua pabrikan di negeri asalnya itu tidak berimplikasi apapun terhadap operasional Honda dan Yamaha di Indonesia.
"Tidak ada implikasi apapun ke Honda Indonesia. Kami masih berkompetisi keras di sini," ujarnya kepada Liputan6.com, di acara Honda Bikers Day (HBD) Regional Medan 2016, Sabtu pekan lalu (22/10/2016).
Inuma kemudian menjelaskan musabab mengapa Honda dan Yamaha di Jepang memutuskan bekerja sama. Menurutnya, kerja sama ini dibuat karena pasar matik 50 cc semakin tergerus, begitu pula dengan pasar roda dua secara keseluruhan.
Tahun lalu, penjualan roda dua di Negeri Matahari Terbit itu hanya mencapai 406.591 unit atau turun 10 persen. Honda berada di pertingkat pertama dengan menguasai 43 persen, Yamaha 27,2 persen, dan Suzuki 12,1 persen.
Inuma mengatakan, merosotnya penjualan matik 50 cc disebabkan karena regulasi yang menurutnya cukup aneh. "Misalnya batas kecepatan, dan bobot maksimal, sehingga bahkan tidak bisa membawa anak boncengan," tambahnya.