Sebelum Rossi, Ini 5 Pembalap Terhebat di MotoGP

Para pendahulu Rossi juga memiliki masa kejayaan di lintasan.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 24 Okt 2016, 17:10 WIB
Valentino Rossi, pembalap Movistar Yamaha. (AFP/Saeed Khan)

Liputan6.com, Jakarta- Kehebatan Valentino Rossi sebagai seorang pembalap tak perlu diragukan lagi. Ia sudah menapaki karier balapnya sejak usia 5 tahun. Sejak itu pula berbagai macam prestasi telah direngkuh pria kelahiran 16 Februari 1979 tersebut.

Pertama kali Rossi mulai terdaftar sebagai pembalap Grand Prix pada 1996. Saat itu ia memperkuat Aprilia. Setelah finis di urutan kesembilan klasemen akhir musim, ia langsung merebut gelar juara dunia pada musim 1997.

Sukses itu membuat Rossi dipromosikan naik kelas ke 250cc. Rapornya pun langsung menarik perhatian setelah finis sebagai runner up musim 1998. Setahun berselang, takhta juara dunia 250cc mampu diamankan pembalap berjuluk The Doctor tersebut.

Sejak 2000, ia pun mulai terdaftar sebagai pembalap di kelas utama. Sejak itu pula kehebatan Rossi sebagai pembalap diakui dunia. Pasalnya, ia mampu menyabet tujuh gelar juara dunia di kelas utama (1 di kelas 500cc dan enam di MotoGP).

Bahkan, di usianya yang sudah terbilang uzur, Rossi masih konsisten bersaing dalam jalur perebutan juara. Di MotoGP 2016, ia berpeluang mencetak hattrick finis sebagai runner up. Namun, bukan hanya Rossi yang kehebatannya sudah diakui di dunia balap motor.

Seperti dikutip Total Sportek, ada lima pembalap yang juga diakui sebagai pembalap terhebat dalam sejarah MotoGP. Berikut adalah lima pembalap tersebut:


1. Giacomo Agostini

1. Giacomo Agostini

Nama Agostini memang tak bisa dilepaskan dari sejarah MotoGP. Ia aktif sebagai pembalap Grand Prix pada 1964-1997. Di awal kariernya, ia tak mendapatkan persetujuan dari ayahnya, Aurelio Agostini, untuk menggeluti dunia balap motor.

Giacomo Agostini (mediaparkki.com)


Ayahnya saat itu bekerja untuk dewan kota Brescia. Dengan segala cara Agostini membujuknya hingga Aurelio mau memberikan restu. Izin dari ayahnya menjadi motivasi Agostini hingga mampu memenangkan sebuah kejuaraan kelas 175cc di Italia pada 1963.

Di tahun yang sama, ia sudah tercatat sebagai pembalap profesional di kelas 250cc. Namun, petualangannya bersama tim Moto Morini tak semulus yang dibayangkan. Namun, cahaya terang mulai menyinari karier pria kelahiran 16 Juni 1942 itu ketika naik kelas ke 350cc  bersama MV Agusta.

Secara keseluruhan, Agostini mengamankan tujuh gelar juara dunia di kelas 350cc dan delapan gelar juara dunia di kelas 500cc. Rincian rapor Agostini selama berkarier adalah meraih 122 kemenangan, 159 podium, sembilan pole position, dan mencetak 117 fastest laps.


2. Michael Doohan

2. Michael Doohan

Sebelum Casey Stoner, Australia juga sempat memiliki seorang pembalap hebat bernama Doohan. Namun, ia lebih dulu mengawali kariernya di ajang SuperBikes Australia di akhir 1980-an. Ia baru mengecap debutnya di Grand Prix pada 1989.

Sepanjang kariernya, Mick Doohan mampu mengoleksi lima gelar juara dunia di kelas utama.


Hebatnya, ia langsung berkiprah di kelas 500cc dan memperkuat tim sekaliber Honda. Podium juara pertamanya langsung didapat pada seri di Hungaria 1990. Di musim itu, ia hanya mampu finis di urutan ketiga.

Setelah menunggu empat musim, pria yang kini berusia 51 tahun itu akhirnya mengecap gelar juara dunia pertamanya pada 1994. Dominasinya saat itu tak terbendung. Dengan Luca Cadalora yang finis sebagai runner up, Doohan unggul 143 poin.

Hebatnya, tren fantastis itu berlanjut hingga Doohan menyabet gelar juara dunia 1995, 1996, 1997, dan 1998. Sayang, karier balapnya terhenti setelah ia mengalami patah kaki akibat kecelakaan pada seri di Spanyol 1999.


3. Mike Hailwood

3. Mike Hailwood

Jarang sekali melihat ada pembalap hebat yang berasal dari Inggris. Hailwood adalah salah satu contoh dari sedikit daftar pembalap Inggris yang berprestasi. Pria yang kerap dijuluki Mike The Bike itu sudah melakoni kejuaraan pertamanya sejak usia 10 tahun.

Mike Hailwood (Total Sportek)


Mulai 1958, ia sudah barkarier di Grand Prix bersama tim Paton di kelas 125cc. Hanya butuh tiga tahun bagi Hailwood untuk mengecap gelar juara dunia perdananya, yakni di kelas 250cc bersama Honda.

Jika dirinci, gelar juara dunia yang sudah didapat Hailwood adalah tiga di kelas 250cc (1961, 1966, 1967), dua di kelas 350cc (1966, 1967), dan empat di kelas 500cc (1962, 1963, 1964, 1965). Yang bikin unik, Hailwood juga sempat menggeluti karier sebagai pembalap Formula 1.

Tercatat, ia menjadi pengemudi lomba jet darat selama tujuh musim. Namun, tak ada gelar juara dunia yang mampu didapat Hailwood. Sayang, Hailwood harus menghembuskan napas terakhirnya setelah mengalami kecelakaan hebat di Warwickshire, Inggris, pada 23 Maret 1981.


4. John Surtees

4. John Surtees

Seperti Hailwood, Surtees juga berasal dari Inggris. Bahkan, ia juga memiliki kesamaan dengan Hailwood karena menjadi pembalap Grand Prix dan Formula 1. Bahkan, ia merebut gelar juara dunia Formula 1 1964 bersama Ferrari.

John Surtees (motorcyclistonline.com)


Sebagai pembalap Grand Prix, pria kelahiran 11 Februari 1934 ini aktif pada 1952-1960. Balapan pertamanya dilakoni pada GP Ulster 1952. Sejak itu, ia sudah menikmati tujuh gelar juara dunia di kelas berbeda.

Tiga gelar 350cc didapat pada musim 1958m 1959, dan 1960. Di kelas 500cc, gelar juara dunia direngkuh pada musim 1956, 1958, 1959, dan 1960.


5. Kenny Roberts

5. Kenny Roberts

Sebelum Marc Marquez tercatat sebagai pembalap termuda yang memenangkan gelar juara dunia di kelas utama pada tahun pertamanya, Kenny melakukan hal itu lebih dulu di kelas 500cc. Prestasinya saat itu diukir bersama Yamaha di musim 1978.

Kenny Roberts (Total Sportek)


Secara keseluruhan, hanya tiga gelar juara dunia yang direngkuh Kenny di sepanjang kariernya. Setelah musim 1978, ia juga mengamankan takhta juara dunia pada 1979 dan 1980.

Meski begitu, ia tetap dianggap sebagai legenda hebat dalam sejarah dunia balap motor. Pasalnya, ia adalah pembalap pertama yang memperkenalkan gaya melewati sebuah tikungan dengan lutut yang hampir menyentuh aspal.

Lucunya, saat itu ia menggunakan lakban sebagai bantalan lututnya. Tak hanya soal warisannya tersebut, yang membuat nama Kenny dikenang adalah ia pembalap Amerika pertama yang memenangkan gelar juara dunia di kelas utama.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya