Mengintip Sejarah Konsol Nintendo dari Masa ke Masa

Apakah salah satu konsol Nintendo yang hadir di masa lalu ini pernah kamu miliki?

oleh Jeko I. R. diperbarui 25 Okt 2016, 19:19 WIB
google.com

Liputan6.com, Tokyo - Kiprah Nintendo di industri video gim dunia memang sudah tak perlu diragukan lagi.

Sejak era 1980-an, raksasa gim asal Negeri Sakura tersebut sudah mengukuhkan dirinya sebagai perusahaan yang bakal membawa pengaruh paling besar di jagat gim. Terbukti, Nintendo memegang posisi itu hingga detik ini.

Belum lama ini, Nintendo mengumumkan kehadiran konsol flagship-nya yang bernama Switch.

Mengusung inovasi konsol rumahan dengan portabel yang hybrid, Switch nyatanya direspon positif oleh sejumlah kalangan.

Meski belum banyak yang bisa dikupas dari Switch, tidak ada salahnya kita kembali ke masa lalu, mengintip apa saja konsol yang telah ‘ditelurkan’ Nintendo dari masa ke masa.

Merangkum informasi yang dimuat di Business Insider, Selasa (25/10/2016), berikut ulasan lengkapnya.

Color TV Game (1977)

Foto dok. Liputan6.com

Jauh sebelum Nintendo populer dengan NES, mereka sudah merilis konsol rumahan bernama “Color TV Game” pada 1977.

Tidak ada kartrid atau apapun yang harus dimasukkan untuk bisa bermain gim lewat konsol ini. Color TV Game sudah ‘disuntikkan’ dengan satu judul gim bernama Light Tennis.

Game & Watch (1980)

Foto dok. Liputan6.com


Pada 1980, Nintendo merilis konsol portabel pertamanya, Game & Watch. Ini merupakan konsol portabel Nintendo yang hadir dengan layar LCD.

Nintendo Entertainment System (NES, 1983)
Foto dok. Liputan6.com


Nintendo baru melejit setelah konsol rumahan keduanya, NES, terjun di pasaran. NES yang memiliki nama Family Computer (Famicom) di Jepang ini pun menjadi konsol pertama Nintendo yang memperkenalkan kartrid.


Game Boy, Super Nintendo, Virtual Boy

Game Boy (1989)

Foto dok. Liputan6.com


Game Boy (di Indonesia sering disebut gimbot) dirilis Nintendo pada 1989. Konsol portabel Nintendo ini pun laris manis di pasaran, begitu juga dengan salah satu seri permainannya yang bernama Tetris.

Super Nintendo (1991)

Foto dok. Liputan6.com


Kesuksesan NES nyatanya membuat Nintendo memutuskan merilis konsol rumahan ‘next generation’ kala itu.

Maka, hadirlah Super Nintendo (sering disebut Super Nintendo Entertainment System, SNES) dengan teknologi grafis 16-bit serta hardware yang diklaim lebih canggih dan cepat.

Beberapa judul gim populer pun berasal dari konsol ini, seperti Super Mario World, Donkey Kong Country, hingga Final Fantasy VI.

Virtual Boy (1995)

Foto dok. Liputan6.com


Jauh sebelum Oculus Rift, PlayStation VR dan lainnya meluncur ke pasaran, Nintendo sudah lebih dulu merilis perangkat VR-nya dengan nama Virtual Boy.

Perangkat yang bisa dikenakan di wajah para gamer ini bisa memainkan gim dengan grafik yang tergolong apa adanya--dibalut warna merah dan hitam. Bisa dibilang, Virtual Boy adalah `Virtual Reality Headset` generasi awal versi Nintendo yang dirilis pada 1995.

Namun sayang, penggemar kurang berminat dengan Virtual Boy. Hasilnya, Virtual Boy hanya bertahan selama satu tahun saja, dan hanya 22 judul gim yang hadir untuk perangkat ini.


Nintendo 64, Game Boy Color dan Advance

Nintendo 64 (1996)

Foto dok. Liputan6.com


Setelah NES dan SNES, Nintendo kembali mengguncang industri video gim dengan konsol rumahan terbarunya yaitu Nintendo 64.

Konsol yang disebut-sebut jadi saingan PlayStation ini hadir dengan hardware yang sangat canggih di masanya, serta disokong dengan prosesor 64-bit. Nintendo 64 pun sudah bisa memainkan gim-gim dengan grafis 3D.

Game Boy Color (1998)

Foto dok. Liputan6.com


Kembali ‘main’ di ranah konsol handheld, Nintendo merilis Game Boy Color. Berbeda dengan Game Boy jadul yang dirilis di 1989, Game Boy Color sudah bisa memainkan gim berwarna meski masih tampil dalam balutan grafis 2D.

Game Boy Advance (2001)

Foto dok. Liputan6.com
 

Masih di ranah konsol handheld, Nintendo akhirnya merilis generasi Game Boy terbaru, yaitu Game Boy Advance pada 2001.

Berbeda dengan Game Boy generasi terdahulu, Advance memiliki desain konsol portabel yang muat di saku dan cukup compact ketika dibawa.


Gamecube, Nintendo DS dan Wii

Gamecube (2001)

Foto dok. Liputan6.com


Tak lama setelah Sony dan Microsoft mengumumkan konsol flagship-nya, PlayStation (PS2) dan Xbox, Nintendo pun seolah tak mau kalah menghadirkan konsol next generation-nya yang dinamai Gamecube.

Sayang, eksistensi Gamecube dikalahkan oleh PS2 dan Xbox yang ternyata lebih banyak menggandeng pengguna kala itu.

Nintendo DS (2004)

Foto dok. Liputan6.com
 

‘Kapok’ dengan bisnis konsol rumahan, Nintendo kembali terjun ke konsol handheld. Kali ini, mereka merilis Nintendo DS.

Beruntung, DS diklaim sukses terjual di pasaran sebanyak 154 juta unit (hingga 2014). Konsol ini pun menjadi yang pertama dengan teknologi layar sentuh jauh sebelum iPhone hadir.

Nintendo Wii (2006)

Foto dok. Liputan6.com
 

Setelah sukses dengan DS, Nintendo akhirnya ‘pede’ kembali menjajal peruntungan di segmen bisnis konsol rumahan. Kala itu, Sony dan Microsoft baru saja mengumumkan PS3 dan Xbox 360.

Nintendo pun akhirnya memperkenalkan Wii, konsol rumahan dengan teknologi kinetik (motion control) yang diklaim fun dan menyenangkan.


3DS, Wii U dan Switch

Nintendo 3DS (2011)

Foto dok. Liputan6.com
 

Setelah DS, akhirnya Nintendo memperlengkap lini konsol handheld-nya dengan 3DS. Bedanya dengan DS, Nintendo 3DS memiliki desain sedikit lebih besar dan mampu memainkan gim 3D dengan efek yang lebih nyata.

Nintendo Wii U (2012)
Foto dok. Liputan6.com


Wii U lahir sebagai jawaban yang ‘menantang’ Sony dengan PS4-nya dan Microsoft dengan Xbox One-nya.

Mengusung konsep portabel, nyatanya Wii U tak terlalu mendapat euforia positif. Penjualannya pun 'menyedihkan', hanya terjual sekitar 13 juta unit sejak dirilis pada 2012.

Nintendo Switch (2016)
Foto dok. Liputan6.com


Switch, yang dulunya memiliki kode nama NX, disebut-sebut menjadi ‘killer console’ dari Nintendo.

Mengusung konsep hybrid antara konsol rumahan dan portabel, apakah Switch mampu menggenjot bisnis Nintendo lebih baik lagi ke depannya? Kita lihat saja nanti pada Maret 2017.

(Jek/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya