Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) menjamin pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tetap aman, meski ada ancaman aksi mogok yang dilakukan sopir mobil tangki BBM.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, distribusi BBM tidak akan terganggu, karena Pertamina sudah menyiapkan tim cadangan untuk mengantar BBM ke SPBU.
"Dapat saya informasikan di saat yg sama kami memastikan distribusi BBM tidak akan terganggu karena kami telah siapkan tim lainnya," kata Wianda, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Senin (24/10/2016).
Wianda mengungkapkan, penyaluran BBM harus tetap berjalan dengan normal, agar aktifitas masyarakat tidak terganggu, hal tersebut menjadi fokus pelayanan Pertamina dalam memberikan pelayanan ke masyarakat.
"Fokus utama kami adalah agar pelayanan masyarakat berjalan normal dan jangan sampai merugikan masyarakat," ucap Wianda.
Baca Juga
Advertisement
Terkait dengan rencana aksi mogok, Pertamina telah meminta Patra Niaga sebagai anak perusahaan untuk dapat komunikasi dan koordinasi dengan baik agar mencapai solusi terbaik bagi kedua belah pihak.
"Adapun isu internal dalam operasional agar diselesaikan bersama antara Patra Niaga, pihak ketiga penyedia tenaga kerja dan awak mobil tangki," tutur Wianda.
Dia pun berharap, agar proses komunikasi antara Patra Niaga dengan para awak mobil tangki berjalan dengan baik dan menemukan jalan keluar, agar masyarakat tetap terlayani dengan baik.
"Semoga kita semua diberi kekuatan,kemudahan dan kelancaran agar masyarakat dapat tetap terlayani dengan baik dan didapatkan solusi terbaik bagi berbagai pihak," tutup Wianda.
Untuk diketahui, awak mobil tangki yang mendistribusikan BBM milik Pertamina berencana melakukan aksi mogok. Langkah tersebut untuk menyuarakan berbagai tuntutan yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan.
Rencana mogok tersebut telah terbesar di berbagai jejaring sosial. Aksi mogok akan dilakukan oleh supir mobil tangki yang mengangkut BBM dari depo BBM Plumpang, Jakarta, pada 1 November 2016.
Depo Plumpang tersebut mendistribusikan BBM ke sekitar 800 SPBU di daerah Jakarta dan sekitarnya. Bahkan, ada beberapa mobil tangki dengan wilayah kerja hingga Sukabumi.
Rencana aksi mogok oleh Awak Mobil Tangki (AMT) tersebut dilatarbelakangi oleh ketidakjelasan status hubungan kerja, karena para bekerja dengan masa kerja belasan tahun tetapi status hubungan kerja masih tenaga kontrak.
Selain itu, waktu kerja 12 jam bahkan lebih setiap hari dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) tanpa dibayarkan lembur atas kelebihan jam kerja juga menjadi alasan para AMT untuk mogok. (Pew/Gdn)