Liputan6.com, New York - Harga emas tergelincir seiring penguatan dolar yang mendekati posisi tertinggi dalam sembilan bulan serta spekulasi yang berkembang bahwa AS Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada Desember.
Melansir laman Reuters, Selasa (25/10/206), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi US$ 1.263,96 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,3 persen ke posisi US$ 1.263,70 per ounce.
Data ekonomi yang positif dan komentar pejabat bank sentral baru-baru ini, mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga. Pedagang melihat peluang hampir 70 persen, Fed akan memperketat kredit pada Desember, menurut data CME Program FedWatch Group.
Baca Juga
Advertisement
Harga emas dipengaruhi mata uang AS yang menguat sekitar 0,1 persen terhadap keranjang mata uang lainnya. Pendorong lainnya, juga kemungkinan tertutupnya peluang Donald Trump menjadi presiden AS.
Namun, kenaikan permintaan fisik dari Asia yang merupakan konsumen utama emas dunia dan ketidakpastian akan kondisi Pemilu AS pada 8 November bisa memberikan dukungan harga emas dalam beberapa pekan mendatang, menurut para analis.
"Kami membeli emas dan merekomendasikan kepada nasabah untuk membeli emas karena ketidakpastian tidak akan mengurangi tetap justru akan menambah (harga emas)," kata Jeffrey Sica, Presiden dan Kepala Investasi Sica Wealth Management.
Emas, dianggap sebagai safe haven, yang permintaannya biasanya naik seiring volatilitas dan ketakutan di pasar global.
Permintaan musiman dari musim festival di India, ketika emas
diberikan sebagai hadiah, juga diharapkan bisa mendorong harga naik. (Nrm/Ndw)