Ini 10 Senjata Nuklir 'Paling Mematikan' di Muka Bumi

Meski ada perjanjian pengurangan senjata nuklir, sejumlah negara masih terus mengembangkan amunisi pemusnah massal. Ini 10 di antaranya:

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 25 Okt 2016, 19:20 WIB
Pengunjung melihat sebuah rudal balistik antarbenua SS-18 SATAN (Reuters)

Liputan6.com, St. Laurent - Pada 6 Agustus 1945, bom atom 'Little Boy' dijatuhkan dari pesawat bomber EB-29 Superfortress Enola Gay ke Hiroshima, Jepang.

Saat jarum jam menunjuk pukul 08.15, muncul kilatan cahaya amat terang yang menyilaukan mata. Lalu, panas dan gelombang kejut bola api raksasa dari reaksi nuklir menghancurkan apapun dalam radius 2 kilometer dari titik ledak.

Sekitar 20 menit kemudian, api menjalar ke seluruh kota menghanguskan apapun yang bisa terbakar. Hiroshima luluh lantak.

Tiga hari kemudian, giliran Nagasaki yang target, ketika 'Fat Boy' dijatuhkan ke kota pelabuhan tersebut. Itu adalah serangan nuklir pertama sekaligus terakhir dalam sejarah manusia.

Ironisnya, serangan ke Hiroshima dan Nagasaki membantu mengakhiri Perang Dunia II -- yang mencegah jatuhnya jutaan korban nyawa.

Namun, dua bom atom itu menuntut 'tumbal' sekitar 240 ribu orang, sekaligus membuka jalan menuju abad nuklir -- yang kengeriannya tak bisa terbayangkan.

Dari 1945 hingga runtuhnya Uni Soviet pada 1991, dunia mengalami Perang Dingin dan kekhawatiran terus menerus akan kemungkinan perang nuklir antara Amerika Serikat dan Negeri Tirai Besi.

Dua belah pihak memproduksi ribuan senjata nuklir, mulai dari bom kecil, hingga rudal balistik antar benua atau Inter-Continental Ballistic Missiles (ICBM), dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam atau Submarine Launched Ballistic Missiles (SLBM) berukuran besar.

Inggris, Prancis dan China juga menabung persenjataan nuklir mereka sendiri.

Meski, horor perang nuklir sudah jauh mereda dibandingkan pada 1970-an dan 1980-an, ancaman belum berlalu. Apalagi belakangan, kondisi dunia jauh dari damai. Sejumlah titik panas (hotspot) konflik bermunculan. Dua negara kuat, AS dan Rusia juga tak rukun, terutama terkait konflik di Suriah dan Ukraina timur.

Dikutip dari Therichest.com pada Selasa (25/10/2016), berikut ini adalah 10 sistem persenjataan nuklir yang paling menghancurkan dan masih dipakai sekarang.

Beberapa faktor penilaian antara lain ketepatan, jarak jangkauan, jumlah hulu ledak, dan ukuran hulu ledak. Daftar ini bukan menurut urutan tertentu, karena satu rudal bisa saja dirancang untuk melebur kota sedangkan lainnya untuk melumat silo rudal musuh.

Rudal yang masih dalam pengujian atau belum memasuki dinas tidak disertakan di sini, misalnya Agni-V dari India atau JL-2 dari China. Rudal Jericho III milik Israel tidak masuk dalam daftar karena masih banyak yang belum diketahui tentang rudal itu dan ada keraguan apakah misil itu termasuk ICBM penuh atau rudal jarak menengah.

Untuk perbandingan ukuran hulu ledak, bom Hiroshima berkekuatan 16 kiloton TNT, sedangkan bom Nagasaki berkekuatan 21 kiloton TNT. Sebagai catatan, 1 kiloton (kt) setara dengan 1.000 ton.

Berikut ini adalah daftarnya, dari urutan 10 hingga nomor satu atau yang paling 'mematikan':


10. M51 – SLBM (Prancis)

Walaupun sudah ada beberapa perjanjian pengurangan senjata, sejumlah negara masih terus mengembangkan dan memperbaiki arsenal mereka. (Sumber Global Military Review)

Menguntit Amerika Serikat dan Rusia, Prancis memiliki arsenal nuklir ke tiga terbesar sedunia.

Selain bom nuklir dan rudal penjelajah, Prancis mengandalkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) sebagai kekuatan utama nuklirnya.

Di antara semua itu, M51 merupakan komponen yang paling modern. Sistem M51 memasuki dinas pada 2010 dan sekarang dipasang pada kapal selam kelas Triomphant.

Rudal itu memiliki jarak jelajah sekitar 10 ribu km dan disebut-sebut mampu membawa 6 hingga 10 hulu ledak ukuran 100 kt pada setiap rudal.

Probabilitas kesalahan melingkar (circular error probability, CEP) rudal itu dilaporkan antara 150 hingga 200 meter.

Artinya, hulu ledak memiliki probabilitas sekitar 50 persen untuk menghujam antara 150 hingga 200 m dari sasaran.

Selain penggunaan umpan pengalih selama meluncur, kecepatan akhir rudal itu dilaporkan hingga Mach 25, sehingga upaya-upaya penyergapannya sangat sulit.


9. DF-31/31A – ICBM (China)

Walaupun sudah ada beberapa perjanjian pengurangan senjata, sejumlah negara masih terus mengembangkan dan memperbaiki arsenal mereka. (Sumber Sino Defence Forum)

Dong Feng 31 adalah rudal balistik yang bisa dibawa bergerak ataupun dipasang pada silo. Rudal ini memasuki masa dinas pada 2006.

Model awalnya membawa hulu ledak 1 megaton dengan jarak jangkauan 8 ribu km dan CEP dilaporkan sebesar 300 meter.

Model yang ditingkatkan, 31A, memiliki 3 hulu ledak ukuran 150 kt dan mampu menghujamkan hulu ledak pada sasaran berjarak lebih dari 11 ribu km dengan CEP dilaporkan sekitar 150 m.

Rudal ini pantas masuk dalam daftar karena kemampuannya diluncurkan secara berpindah-pindah.


8. RT-2UTTKh Topol-M – ICBM (Rusia)

 

Walaupun sudah ada beberapa perjanjian pengurangan senjata, sejumlah negara masih terus mengembangkan dan memperbaiki arsenal mereka. (Sumber Deviant Art)

Pihak NATO menyebutnya sebagai SS-27. Rudal Topol-M memasuki masa dinas pada 1997. Selain silo, rudal ini juga dapat diluncurkan dari platform berpindah.

Sekarang ini, rudal tersebut diisi dengan hulu ledak tunggal ukuran 800 kt, tapi bisa dimuati hingga 6 hulu ledak dan umpan-umpan pengalih.

Kecepatan tertinggi rudal ini adalah 7,3 km perdetik dengan lintasan terbang yang cukup datar dan CEP sekitar 200 m, sehingga Topol-M merupakan rudal nuklir yang efektif dan sulit dihentikan setelah melesat, apalagi karena bisa diluncurkan dari peluncur berpindah.


7. RS-24 Yars – ICBM (Russia)

Walaupun sudah ada beberapa perjanjian pengurangan senjata, sejumlah negara masih terus mengembangkan dan memperbaiki arsenal mereka. (Sumber Forte)

Rencana pemerintahan Bush untuk mengembangkan jejaring pertahanan rudal di Eropa Timur mengesalkan para pemimpin di Kremlin.

Walaupun dikatakan bahwa perisai rudal itu dimaksudkan untuk mencegah serangan dari rudal-rudal negara 'bandel', para pemimpin Rusia melihatnya sebagai ancaman untuk keamanan rudal balistik mereka.

Untuk menghadapinya, dikembangkanlah Yars yang sedikit berkaitan dengan Topol-M. Tapi, rudal ini membawa hulu ledak ukuran 150 hingga 300 kt dengan CEP hanya 50 meter.

Selain beberapa ciri terbang Topol-M, Yars bisa berganti arah selagi meluncur dan membawa sejumlah umpan pengalih (decoy). Jadi, penyergapan rudal ini sangat sulit.


6. LGM-30G Minuteman III – ICBM (Amerika Serikat)

Walaupun sudah ada beberapa perjanjian pengurangan senjata, sejumlah negara masih terus mengembangkan dan memperbaiki arsenal mereka. (Sumber National Museum)

Ini adalah satu-satunya rudal balistik antar benua (ICBM) AS yang berpangkalan di darat. Rudal ini pertama kali memasuki dinas pada 1970 dan dimaksudkan sebagai pengganti MX Peacekeeper.

Tapi program itu dibatalkan oleh Pentagon yang kemudian mengalihkan US$ 7 miliar untuk peningkatan 450 Minuteman yang sudah ada dalam satu dekade terakhir.

Dengan kecepatan luncur mendekati 8 km/detik dan CEP kurang dari 200 meter (walaupun angka pastinya dirahasiakan secara ketat), Minuteman masih menjadi senjata nuklir yang menakutkan.

Pada awalnya, rudal ini menangkut 3 hulu ledak nuklir kekuatan rendah. Sekarang, suatu hulu ledak tunggal ukuran antara 300 hingga 475 kt dari program MX yang batal dipasangkan pada tiap rudal Minuteman.


5. RSM-56 Bulava – SLBM (Rusia)

 

Walaupun sudah ada beberapa perjanjian pengurangan senjata, sejumlah negara masih terus mengembangkan dan memperbaiki arsenal mereka. (Sumber Tecnologia Militare Aeronautica)

Bicara soal SLBM, Rusia sedikit tertinggal dibandingkan AS dalam hal unjuk kerja dan kemampuan. Bulava adalah tambahan terbaru persenjataan di kapal selam.

Pihak NATO menyebutkannya sebagai SS-N-32 dan rudal ini dirancang untuk kapal selam kelas Borei yang baru. Setelah beberapa kegagalan pada tahap uji coba, Rusia akhirnya menerima rudal itu memasuki dinas pada 2013.

Sekarang ini Bulava dipaangi 6 hulu ledak ukuran 150 kt, walaupun ada laporan yang mengatakan bahwa rudal itu bisa membawa hingga 10 hulu ledak.

Sebaimana lazimnya rudal-rudal balistik lain, rudal ini juga diperlengkapi dengan beberapa umpan pengalih untuk membantu meloloskan diri dari sistem pertahanan rudal.

Jangakauannya sekitar 8 ribu km ketika dipersenjati secara penuh dengan CEP yang cukup tinggi, antara 300 hingga 350 meter.


4. R29RMU2 Layner – SLBM (Rusia)

 

Walaupun sudah ada beberapa perjanjian pengurangan senjata, sejumlah negara masih terus mengembangkan dan memperbaiki arsenal mereka. (Sumber bila-tserkva.in)

Rudal ini merupakan SLBM terbaru yang memasuki dinas dan Layner mulai operasional pada 2014. Secara efektif, rudal ini adalah versi peningkatan dari SLBM lama, yaitu R-29RMU Sineva, sekaligus untuk mengatasi sebagian masalah dalam pengembangan Bulava.

Layner memiliki jangkauan sekitar 11 ribu km dan dapat membawa hingga 12 hulu ledak berdaya rendah, sekitar 100 kt untuk masing-masing hulu ledak.

Beban hulu ledak dapat dikurangi dan diganti dengan umpan pengalih untuk meningkatkan penyintasan.

Angka CEP untuk rudal ini masih dirahasiakan, tapi diduga setidaknya sama atau lebih baik daripada CEP Bulava yang sekitar 350 meter.


3. UGM-133 Trident II – SLBM (Amerika Serikat/Inggris)

Walaupun sudah ada beberapa perjanjian pengurangan senjata, sejumlah negara masih terus mengembangkan dan memperbaiki arsenal mereka. (Sumber The Guardian)

Trident II merupakan SLBM yang sekarang terpasang di kapal selam milik Amerika Serikat dan Inggris. Rudal ini memasuki masa dinas sejak 1990 dan terus mengalami peningkatan kemampuan.

Ketika diperlengkapi sepenuhnya, Trident bisa membawa 14 hulu ledak. Setelah melalui sejumlah perjanjian untuk mengurangi jumlah tersebut, rudal itu sekarang membawa 4 atau 5 hulu ledak uluran 475 kt.

Jangkauan maksimum rudal ini bergantung kepada beban hulu ledak dan berkisar antara 7.800 hingga 11.000 km. Pihak Angkatan Laut AS mensyaratkan CEP kurang dari 120 meter.

Sejumlah laporan dunia pertahanan dan jurnal militer menyebutkan bahwa CEP rudal tersebut jauh lebih bagus daripada yang dipersyaratkan.


2. DF-5/5A – ICBM (China)

 

Walaupun sudah ada beberapa perjanjian pengurangan senjata, sejumlah negara masih terus mengembangkan dan memperbaiki arsenal mereka. (Sumber Sino Defence Forum)

Dibandingkan dengan rudal-rudal lain dalam daftar, Dong Feng 5 bisa dikatakan sebagai ICBM kecil. Bentuknya biasa saja dan sederhana, tapi mampu melakukan tugasnya dengan baik.

Rudal DF-5 memasuki dinas pada 1981 dan mengirim pesan kepada para calon musuh negeri itu bahwa China tidak akan menyerang duluan, tapi akan menghukum negara manapun yang menyerangnya duluan.

Rudal DF-5 memiliki CEP sekitar 1 km. Artinya, ia memiliki satu tugas untuk menghancurleburkan kota-kota. Dilihat dari ukuran hulu ledak, CEP, dan lama pengisian bahan bakar serta persiapan selama sekitar 1 jam, senjata itu dimaksudkan untuk membalas siapapun yang berpotensi sebagai musuh.

Versi 5A memiliki peningkatan jarak jangkauan, CEP pada angka 300 meter dan dilaporkan dapat membawa hulu ledak jamak.


1. R-36M2 – ICBM (Rusia)

Walaupun sudah ada beberapa perjanjian pengurangan senjata, sejumlah negara masih terus mengembangkan dan memperbaiki arsenal mereka. (Sumber militaryrussia.ru)

Ada alasan mengapa NATO menjulukinya dengan nama 'SS-18 Satan'.

Ketika pertama kali memasuki dinas pada 1974, R-36 melalui serangkaian perubahan sehingga sempat dipasangi hulu ledak 20 hingga 25 mt.

Pada dinas teranyar, R-36M2 memiliki 10 hulu ledak 750 kt dengan jarak jangkauan sekitar 11 ribu km. Kecepatan tertinggi mendekati 8 km/jam dengan CEP 220 meter.

Dengan demikian 'Satan' menjadi sebuah senjata yang menjadi sumber kekhawatiran para perencana militer Amerika.

Kekhawatiran itu bisa lebih parah seandainya pihak Soviet di masa lalu menyetujui dinas suatu versi rudal dengan 38 hulu ledak ukuran 250 kt.

'Satan' atau SS-18 digadang-gadang dengan sekali tembakan saja mampu 'menghapus' Pantai Timur Amerika jika PD III meletus.Rusia diyakini juga memiliki 55 senjata yang 'siaga'.

Namun para ahli mengingatkan cukup hanya dengan lima di antaranya saja sudah bisa membuat Pantai Timur Amerika hancur lebur.Mengerikannya lagi, senjata-senjata itu bahkan disebut-sebut mampu membuat bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki dalam PD II 'terlihat' tak ubahnya 'senapan mainan'.

Mantan asisten sekretaris kementerian keuangan untuk kebijakan ekonomi, Paul Craig Roberts, memprediksikan secara gamblang tentang serangan apokaliptik Rusia terhadap AS.

"Salah satu rudal nuklir Satan dapat menghapus tiga per empat wilayah negara New York selama ribuan tahun," ujar Roberts seperti dikutip dari Daily Star, Senin (24/10/2016).

Rudal Satan disebut mampu membawa hulu ledak nuklir dengan muatan hingga 20.000 kiloton. Ini seribu kali lebih kuat daripada bom yang dijatuhkan di Nagasaki.

Dengan muatan maksimum, sekali hantam Satan mampu membunuh 4,5 juta orang di New York, melukai 3,6 juta orang dan mengirimkan radioaktif yang dapat menyebar melampaui jarak 600 mil.

Satan juga dapat dipersenjatai dengan 10 nuklir kecil berkekuatan 550 kiloton di mana setiap nuklir ini dapat menyebar melintasi daerah yang luas dan nyaris tak dapat dicegat. Baca selengkapnya di tautan ini.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya