Liputan6.com, Bogor - Penyelesaian dan penegakan hukum atas kasus tewasnya pendiri lembaga Kontras, Munir, yang kembali mencuat belakangan ini mendorong mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara. SBY melalui mantan Mensesneg mengaku hanya memegang salinan asli yang diakui kebenarannya oleh mantan ketua Tim Pencari Fakta (TPF).
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (25/10/2016), 14 tahun sudah pendiri Kontras itu meninggal dunia. Kematiannya yang tak wajar dengan indikasi racun arsenik di tubuhnya mengerucut pada dugaan pembunuhan berencana dan telah menyeret sejumlah nama hingga ke penjara. Namun otak dibalik kematian Munir tak terungkap.
Advertisement
Langkah Presiden Joko Widodo membuka kembali kasus ini didukung sepenuhnya mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ironisnya, berkas Tim Pencari Fakta kasus Munir dikabarkan raib.
Mantan Mensesneg Sudi Silalahi membenarkan hanya memegang salinan naskah asli yang diakui kebenarannya oleh mantan ketua TPF Brigjen Polisi Purnawirawan Marsudi Hanafi.
Sepekan sebelum berangkat ke Belanda, aktivis HAM Munir menggelar perpisahan dengan sesama rekan aktivis di Kontras. Namun mereka tak menduga pertemuan itu merupakan yang terakhir dengan Munir.
Munir meninggalkan Bandara Soekarno Hatta pada 5 September 2004. Ia sempat beberapa kali muntah dan buang air di atas pesawat. Namun, sekitar 3 jam sebelum mendarat di Bandara Schipol, Amsterdam, Munir dinyatakan meninggal dunia.